AMBON,MRNews.com,- Warga kehormatan kota Ambon yang juga kepala badan penanggulangan bencana nasional (BNPB) RI Letjen TNI Dony Moenardo saat peringatan hari ulang tahun (HUT) ke 444 kota Ambon di lapangan merdeka, Sabtu (7/9/19), menyerahkan secara simbolis bantuan ribuan bibit pohon kepada kelurahan, desa atau negeri yang diterima Lurah Lateri, Lurah Waihaong, Raja Negeri Latuhalat dan Lurah Waiheru.
Kepada wartawan, Moenardo katakan, sebenarnya program ini sudah dikerjakan oleh Kodam/XVI Pattimura sejak tahun 2017 lalu, dimana sudah sekitar 800 ribu bibit pohon yang terdistribusi kepada masyarakat selama 2,5 tahun. Sisanya masih tersedia sekitar 200 ribu batang ada di markas Batalion 731/Kabaresi di Masohi.
Bibit itu sebutnya yang nanti akan diprioritaskan untuk ditanam di lokasi kawasan IAIN yang beberapa bulan lalu mengalami longsor dan sejumlah bangunan ambles. Serta beberapa desa atau negeri dan kelurahan yang memerlukan bantuan bibit pohon ini akan didukung oleh program yang telah dikerjasamakan oleh Kodam, Indofood dan juga Budiasih. Adapun jenis tanaman disamping tanaman rempah-rempah, cengkeh, pala juga ada jenis tanaman langka seperti pohon palaka.
“Pohon palaka yang paling besar di kota Ambon ada di Hitu Lama. Itu keliling pohon itu bisa sekitar 30 orang dewasa dan tinggi pohonnya lebih dari 40 meter. Jadi kalau jenis pohon ini diperbanyak, sangat mungkin akan mengurangi longsor yang ada di daerah-daerah tertentu,” tukas mantan Pangdam XVI/Pattimura.
Termasuk juga lanjutnya, beberapa jenis tanaman yang juga sudah sangat sulit dicari yaitu torem. Torem ini termasuk jenis tanaman yang nyaris punah di dunia hanya tinggal di pulau Yamdena Saumlaki dan pulau Bismak di Papua Nugini. “Jadi kita lindungi, kita rawat pohon-pohon ini supaya makin banyak daerah-daerah yang memiliki tanaman langka ini,” paparnya.
Ditanya tentang hasil kunjungan ke IAIN Ambon, Moenardo mengaku sudah ada permintaan bantuan dari Rektor IAIN untuk membantu penghijauan kembali kawasan IAIN. Karenanya untuk rencana kedepan, BNPB kerjasama dengan badan informasi geospasial dan BMKG akan menambah sensor untuk Maluku dan sekitarnya. Sekarang ini sudah ada tiga sensor taigis yang terpasang tetapi belum cukup dan rencana akan ada penambahan beberapa unit lagi di sekitar Maluku. Tujuannya supaya apabila ada gempa dan potensi Tsunami, bisa memberikan informasi lebih awal.
“Yang di kota Ambon itu ada satu di Desa Hunuth Teluk Ambon dan rencana kedepan kita akan menambah lagi. Kemungkinan tiga unit di wilayah Ambon dan sekitarnya. Soal waktunya, mudah-mudahan tahun ini bisa dan mungkin akhir tahun. Tadinya kita jadwalkan September tapi alat yang dipesan ini belum siap tapi paling tidak November sudah terpasang,” tutup mantan Sekjen Wantanas itu. (MR-02)