AMBON,MRNews.com,- Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Almanzo Bonara berharap, generasi milenialls tidak melek atau apatis terhadap dunia politik. Pasalnya, politik khususunya partai politik menjadi wadah konstitusional karena dijamin UU untuk menyalurkan aspirasi dan memperjuangkan kepentingan masyarakat.
“Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Kalau bukan kita siapa lagi. Momentum harus direbut. Generasi milenials jangan apatis/melek terhadap partai politik dan politik itu sendiri. Karena politik adalah seni bertarung ide, gagasan dan nalar, tanpa pandang tua muda. Jangan sampai pemahaman ini bergeser bahkan jatuh ke titik nadir,” tandasnya disela-sela diskusi pembaharuan DPD AMPI Kota Ambon bertemakan generasi milenials di Pilkada Maluku dan Pemilu 2019 di Cahya Cafe, Rabu, (11/4).
Almanzo yang juga Plt Ketua DPD AMPI Maluku ini pun mengaja generasi milenials untuk mengambil peran-peran melakukan perubahan di bidang politik dan sosial kemasyarakatan. Apalagi menghadapi Pilkada dan Pemilu 2019. Salah satunya bahkan dengan terjun terlibat langsung sebagai partisan partai politik.
Sementara itu, Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) wilayah Maluku, Lutfi Abdullah Wael mengapresiasi AMPI kota Ambon yang memandang generasi milenials sebagai subjek demokrasi yang harus diberdayakan dan melek terhadap demokrasi.
Senada, Wakil Ketua DPW PKS Maluku Suhfi Majid mengungkapkan generasi milenials perlu diberi pendidikan politik yang baik dan cerdas, apalagi dalam era saat ini yang semakin maju. Terutama untuk memastikan mereka menyalurkan hak pilihnya pada saat serta orang yang tepat. Karena mereka lahir pada saat semakin tergerusnya nilai-nilai demokrasi.
“Kunci utama berpolitik dan tetap eksis di dunia politik ada tiga, yakni memahami politik itu panggung kontestasi narasi dan gagasan, atau strong of knowledge (kekuatan pengetahuan). Kedua strong of integrity (kekuatan integritas). Artinya berinteraksi dan mampu memperjuangkan kepentingan publik sehingga nafas di politik masih panjang. Ketiga, strong of relations (kekuatan relasi dan sentuhan). Kalau sudah memiliki tiga kekuatan itu, jangan takut berkompetisi dan ditempatkan di manapun panggung politiknya,” papar mantan anggota DPRD Provinsi Maluku dua periode itu.
Sedangkan, Ketua DPD AMPI Kota Ambon Ahmad Ilham Sipahutar mengaku, diskusi pembaharuan untuk mengenalkan generasi milenials Pilkada Maluku 2018 dan Pemilu 2019. Karenanya, diharapkan AMPI mendapatkan aspirasi dan arah generasi milenials di kedua momentum politik itu. Pasalnya, kontestasi Pilkada Maluku, hampir semua kontestan, program dan strateginya kurang menggerakan atau menyasar generasi milenials. Padahal, secara nasional termasuk Maluku pemilih generasi milenials cukup besar.
“Masalah lain muncul dari diskusi ini, pemilih pemula ada masuk DPT tapi belum memiliki E-KTP. Sehingga ini menjadi persoalan serius, karena rata-rata generasi milenials tidak peduli mengurusi identitasnya. Bahkan di tingkat pelajar belum memikirkan pentingnya memiliki E-KTP. Sehingga perlu juga kita dorong, Bawaslu dan KPU lebih gencar sosialisasi dan identifikasi, kemudian menggarap potensi generasi milenials. Serta Disdukcapil bisa melihat ruang-ruang ini untuk generasi milenials diproses E-KTPnya. Karena masalahnya, hak pilih mereka tergantung kepemilikan E-KTP,” tutup Sipahutar.
Diskusi pembaharuan DPD AMPI kota Ambon selain menghadirkan Almanzo Bonara, Suhfi Majid, Lutfi Wael, tetapi juga Direktur pusat kajian politik dan partai politik FISIP Unpatti, Amir Kotarumalos dan Ketua Bidang Organisasi AMPG Maluku, Rizal Sangadji. (MR-05)