AMBON,MR.- Sebanyak kurang lebih 180 anak dari 20 jemaat serta perwakilan pengasuh pendamping pada empat hari mulai, Jumat-Senin, 8-11 Juni 2018 akan mengikuti bakudapa anak remaja (BADAR) tingkat Klasis GPM Kota Ambon (KKA) di Wisma Samadi Gonzalo Veloso, Kopertis.
Ketua Klasis Kota Ambon, Pendeta N.J Rutumalessy dalam arahannya bersyukur karena dari 20 jemaat bisa berkumpul dalam BADAR KKA. Bahwa, BADAR ini sesuai hasil Renstra, harus dilakukan dalam kepentingan lintas agama di tahun 2019, bila dari sisi kalender. Tapi kemudian pada percakapan, maka pihaknya punya kebutuhan untuk segera mengakomodasi peserta BADAR ke tingkat sinode dari KKA. Dimana tidak punya ruang dan kesempatan lain, kecuali mengambil resiko melakukan kegiatan BADAR yang setahun lebih cepat.
“Tahun kemarin kita buat bakudapa pengasuh. Dimana katong berhasil membangun perspektif bersama para pengasuh dengan jumlah peserta kurang lebih 450 orang. Dan tahun ini, katong memaksakan apapun yang terjadi, tapi BADAR mesti dilakukan sebagai tanggungjawab menyiapkan anak-anak yang akan diikutsertakan dalam BADAR tingkat Sinode GPM bulan September di Tiakur,MBD. Kita sadar benar, membangun generasi masa depan, bukan tugas ringan. Tanpa keberanian mengambil peran lebih besar menyiapkan generasi masa depan gereja, maka apa yang diharapkan untuk membentuk generasi berkualitas pasti akan sangat jauh dari harapan,” jelas Rutumalessy di Wima Gonzalo, Jumat (8/6/2018).
Anak-anak kata Rutumalessy, bertumbuh di satu masa mereka mengalami kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sekali. Dan itu membuat banyak aspek-aspek kebaikan yang selama ini diharapkan, menjadi milik anak-anak bisa saja terusir. Sehingga tema BADAR, kebersamaan, kedamaian dan kepedulian, adalah hal-hal yang bisa saja kemudian hilang ketika anak-anak terjebak pada masa dimana handphone dan smartphone justru menjadi teman, bukan sesama. Problemnya ditumpahkan disini dan bukan justru berjumpa dengan orang untuk membangun.
“Ini tidak bisa kita kerjakan sendiri, kita semua mesti turut bertanggungjawab melakukannya. Bahkan beban pembinaan anak remaja porsentasenya sangat kecil diberikan jemaat, dibanding beban lainnya yang diberi ruang besar. Padahal itu sangat penting. Karena itu, tidak ada cara lain. Kami berharap dukungan positif majelis jemaat dan semua orang supaya ini bisa bertumbuh dan menjadi berkualitas. Anak-anak harus manfaatkan ini dengan maksimal, supaya tidak saja mendapatkan 16 orang terbaik sebagai perwakilan KKA di BADAR GPM, tetapi kita mendapatkan anak remaja yang secara kualitas, lebih tinggi tingkat pemahaman dan spiritualitas serta tipikal pengabdian yang kuat sebagai generasi muda masa depan gereja yang ada di KKA,” tukasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua MPH Sinode GPM, Pendeta P. Refialy menegaskan, kegiatan BADAR harus disambut dengan sukacita oleh anak remaja dan pengasuh. Karena BADAR merupakan kesadaran gereja bahwa umat Tuhan harus dibentuk sejak anak-anak. Supaya kelak bisa menjadi manusia yang berguna bukan sebaliknya menjadi robot dan lainnya. Sehingga itu menjadi penting dalam rangka pembinaan gereja terhadap anak remaja.
“Selain itu, sebagai anak bangsa punya rencana jangka panjang. Apalagi pemerintah sudah menerapkan program jangka panjang, ada sebuah generasi emas yang pada waktunya akan memimpin bangsa ini secara bermartabat. Sehingga kenapa kegiatan semacam ini dilakukan karena kita ingin melaksankan misi Allah di dunia ini dan jangan dilihat sebatas seremonialitas. Diharapkan akan melahirkan anak-anak berkualitas dan memiliki spiritualitas tinggi lewat materi yang disajikan sebagai ujung tombak gereja dan bangsa,” demikian Refialy sebelum membuka kegiatan tersebut.
Hadir dalam kesempatan itu, Asisten II Pemkot Ambon, Robby Silooy, pimpinan jemaat se-klasis kota Ambon, sub komisi, pengasuh, serta anak-anak yang ada di klasis GPM kota Ambon. (MR-05)