AMBON,MRNews.com,- Setelah tingkat SMP pekan lalu, kali ini giliran 100 dari 192 Sekolah Dasar (SD) di Kota Ambon, Provinsi Maluku telah jalani proses Belajar Tatap Muka Terbatas (BTMT) hari ini, Senin (7/3).
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Ambon Ferdinand Tasso katakan, dalam PTMT yang telah digelar itu, tingkat SD belum sepenuhnya. Masih sisakan 92 sekolah yang akan susul ditahap kedua.
“Sejak hari ini BTMT sudah mulai dilakukan untuk SD. Ada 100 sekolah yang menjalaninya. Maka tersisa 92 sekolah dari total 192 sekolah” kata Tasso kepada awak media di Balaikota Ambon, Senin (7/3).
Diketahui, pekan lalu 2 Maret 2022, untuk BTM-T tingkat SMP se-derajat telah digelar pada 50 sekolah dari total 52 SMP.
Dibukanya kembali BTMT bagi sebagian besar sekolah baik SD maupun SMP itu kata Tasso dilakukan dengan alasan jelas, yakni dalam rangka persiapan Asesmen Nasional (AN).
“AN ini kan yang nantinya menggantikan Ujian Nasional (UN), makanya BTMT harus dibuka untuk persiapan hal tersebut. Karena itu merupakan kebijakan pemerintah pusat,” beber Tasso.
Dalam persiapan tersebut, tambah Tasso, nantinya akan dilakukan survei literasi maupun survei karakter termasuk survei lingkungan belajar, yang akan dilaksanakan pada 21-23 Maret mendatang.
Tak hanya itu, pihaknya juga saat ini sedang melakukan pelatihan penyusunan soal tingkat SD maupun SMP. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan persiapan soal model asesmen bagi kelas 7,8 dan 9.
“Kita sedang lakukan pelatihan-pelatihan penyusunan soal kepada SMP maupun SD. Nanti sehari dua kita mempersiapkan model soal assesmen bagi kelas 7, 8 dan 9. Itu untuk SMP begitu juga SD,” ujarnya.
“Dengan begitu, siswa kita terbiasa dengan soal-soal tersebut. Namun model soal AN ini nantinya penalarannya bukan seperti dulu yang menghapal. Ini lebih kepada penalaran sesuai kehidupan,” tutup Tasso.
Terpisah, sejumlah orang tua siswa SD di kawasan sekolah PDK menyambut baik dibukanya lagi BTM-T oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon. Mereka berharap, kebijakan ini terus berlanjut dan tidak berhenti ditengah jalan seperti sebelumnya.
“Jangan lagi kembali ke PJJ atau belajar online, sebab berat bagi kami orang tua. Kekurangannya pun lebih banyak dibanding tatap muka terbatas. Bila anak-anak sudah vaksin dan jaga protokol kesehatan (Prokes) aman,” sebut Vina & Ona, orang tua siswa SDN 3 & 10 PDK. (MR-02)
Comment