by

Surat Suara Kurang, Walikota: Saya Kecewa, Ini Pengalaman

-Politik-123 views

AMBON,MRNews.com,- Walikota Ambon, Richard Louhenapessy mengaku kecewa terhadap komisi pemilihan umum (KPU) yang kurang mampu mendrive dan memastikan ketersediaan logistik terutama surat suara karena masih adanya kekurangan surat suara di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di kota Ambon saat pemilihan umum Presiden-Wakil Presiden dan legislatif hari ini.

“Saya memang selaku Walikota, agak kecewalah karena bagaimana walikota, wakil walikota dan seluruh perangkat ini kita dorong supaya masyarakat jangan golput dan berpartisipasi secara maksimal di Pemilu. Tapi ternyata masyarakat cukup banyak ke TPS tapi ternyata ada hambatan secara teknis seperti itu. Ini pengalaman secara berharga buat KPU dan Bawaslu,” ujar Walikota usai meninjau proses pencoblosan di sejumlah TPS, Rabu (17/4/19).

Diketahui, kekurangan surat suara terdapat di TPS 18 BTN Bukit Lateri Indah, Kelurahan Lateri, Kecamatan Baguala yaitu 100 surat suara Presiden-Wakil Presiden, dengan DPT 247, kelebihan surat suara DPRD provinsi sebanyak 100, TPS 024 dengan jumlah pemilih DPT 212, Kelurahan Wainitu, Kecamatan Nusaniwe mengalami kekurangan 121 surat suara DPRD Kota Ambon. Tak hanya surat suara, di TPS itu juga tidak memiliki tinta dan paku. Di TPS 4 kawasan Hila, Tanah Putih, Desa Tawiri dengan DPT 212, kekurangan 100 surat suara DPRD kota Ambon, serta TPS 1 Desa Negeri Lama yang jumlah DPT 275, kekurangan 100 surat suara Presiden.

“Saya sampai kirim staf ke KPU mengkomunikasikan dan mempercepat proses itu. Setelah staf saya disana kemudian informasi camat lapor dan dari staf distribusi ke KPU dan terbantu sekali. Di kecamatan Baguala masih kurang TPS 1 di Negeri Lama saya baru dapat laporan masih ada kekurangan. Kemudian Wainitu kurang lebih lima di enam TPS dari pagi-sekarang dapat laporan baru terisi. Ini pengalaman,” tukasnya.

Menurut Walikota, negara harus berterima kasih bahwa rakyatnya masih sadar dan mau memberikan dukungannya. Sebaliknya, bila rakyat cuek tentu akan berdampak besar bagi demokrasi dan penyelenggara Pemilu harus betul-betul memahami, termasuk masalah yang terjadi di kota Ambon itu.

“Masih lumayan, tapi kalau ternyata sampai tutup pendaftaran hingga pencoblosan ternyata kekurangan surat suara belum ada, padahal mereka sudah mendaftar. Maka saya minta KPU dan Bawaslu berikan perhatian. Sebab solusi yang ditawarkan pilih di TPS terdekat menurut saya bukan solusi. Penyelenggara Pemilu mesti profesional, tidak boleh itu. Kalau Misalnya rakyat pergi ke TPS lalu petugas TPS tolak bagimana, kan kacau. Ini harus jadi pengalaman dan tidak boleh terulang lagi,” tegasnya.

Menanggapi kekecewaan Walikota, Ketua KPU Kota Ambon, M Sedek Fuad yang dihubungi via seluler mengaku, memang pihaknya punya surat suara yang datang ada selisih keluar masuk pengecekan, sehingga ada TPS yang lebih surat suara maka KPU mengambil yang ada untuk tutupi kekurangan. Tapi memang terakhir itu, stok surat suara di KPU sudah tidak ada lagi. Karenanya sistem yang dipakai saling mengisi kekurangan adalah seperti demikian.

“Mekanismenya begitu. Kalau di TPS tertentu stok surat suara sudah habis dan persediaan juga habis, maka memang tidak bisa didapatkan lagi. Khan masing-masing jenis beda-beda. Sementara stok surat suara di kita untuk DPD, provinsi, DPR-RI masih ada. Yang tidak ada lagi Presiden dan DPRD kota. Jika surat suara kurang, namun pemilih ada, bisa diarahkan ke TPS terdekat dan itu ada aturannya serta mempertimbangkan prinsip layanan selama surat suara tersedia. Katong juga sudah koordinasi dengan Bawaslu, saran Bawaslu juga demikian,” bebernya. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed