by

Gempa Ambon Bukan Dari Pengeboran Panas Bumi “Geothermal” Tulehu

-Kota Ambon-101 views

JAKARTA,MRNews.com,– Penyebab terjadinya gempa bumi di Ambon beberapa waktu lalu yang hingga kini masih terjadi susulan dalam skala kecil, ternyata bukan akibat dari pengeboran panas bumi atau Geothermal yang dilakukan PT. PLN di Negeri Tulehu, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah.

Hal ini terungkap lewat penjelasan para pakar dan ahli dalam diskusi yang digagas oleh Pemerintah Kota Ambon (Pemkot) dan PT. PLN bertempat di Kantor PLN Pusat – Jakarta, Rabu (15/1/2020). Para pakar dan ahli yang hadir sebagai narasumber terdiri dari Dr. Ferad Puturuhu (Unpatti), Dr Eng. Yunus Daud (UI), Dr Suryantini (ITB), dan Dr Alvend Sugiawan (ITB).

Pertemuan dihadiri Wakil Walikota Kota Ambon Syarif Hadler bersama sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah diantaranya Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Kepala Pelaksana dan Sekretaris BPBD, Sekretaris Bappeda dan Litbang dan Kepala DLHP. Termasuk tiga pimpinan DPRD Kota Ambon dan ketua-ketua fraksi.

Sementara dari PT. PLN Pusat hadir Executive Vice President Energi Baru dan Terbarukan, Zulfikar Manggau, Vice President Panas Bumi PT PLN, Aris E. Susangkiyono, Kepala Sub Direktorat Ketehnikan dan Lingkungan Dirjen Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM, Roni Candra Harahap.

Wawali di kesempatan itu menjelaskan, kondisi gempa bumi yang terjadi di Maluku hingga kini sudah terjadi sebanyak 2.924 kali gempa dan ini tidaklah lazim. Atas ketidaklaziman ini kemudian oleh sebagian kalangan mengkaitkan dengan proyek pembangunan Geothermal di Tulehu. Sehingga dialog dan kajian ilmiah ini dilakukan untuk menepis berbagai isu yang berkembang terkait gempa bumi yang terjadi di Maluku sejak September 2019 lalu.

“Informasi yang beredar di masyarakat bahwa gempa bumi yang mengguncang pulau Ambon dan sekitarnya sejak September 2019 diakibatkan karena adanya pengeboran pembangunan sumber daya energi yang berasal dari perut bumi atau geothermal di Negeri Tulehu Kabupaten Maluku Tengah,” bebernya dalam rilis tim media center yang didapat, Rabu (15/1).

Yunus Daud, Pakar Geothermal UI menjelaskan, pembangunan proyek Geothermal atau sumber daya energi yang berasal dari perut bumi yang merupakan sumber energi baru dan terbarukan saat ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah gempa bumi di pulau Ambon dan sekitarnya.

Menurutnya, geothermal bisa menimbulkan gempa kecil atau mikro dengan kekuatan magnitudo 3 SR dengan kedalamannya dibawah 2 hingga 3 kilometer.

“Hal itu bisa terjadi, tetapi kalau geothermalnya sudah berproduksi. Sementara yang ada di Negeri Tulehu itu belum berproduksi. Dengan demikian bahwa tidak ada hubungan antara geothermal di Tulehu dengan gempa yang masih terjadi di pulau Ambon dan sekitarnya. Gempa bumi yang terjadi disana itu lebih kepada bersifat tektonik,” tegasnya.

Di kesempatan yang sama, Executive Vice President Panas Bumi dari PLN Pusat Zulfikar Manggau mengaku, pihak PLN tengah melakukan pengeboran untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Negeri Tulehu. Namun pembangunan tersebut tidak ada dampak yang berkaitan dengan gempa bumi yang terjadi disana.

Zulfikar menjelaskan, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sangat besar dan salah satu dari sekian banyak potensi itu ada di Tulehu. Proses pembangunan PLTP Tulehu dimulai sejak 1996, ijin WKP 1997, reling pertama dilaksanakan tahun 2011, tahun 2017 dan 2018 dilakukan pengeboran empat sumur eksplorasi.

“Saat ini hasil dari pengeboran sedang kita kaji untuk melangkah pada tahap berikutnya dan PLN tetap berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini, dan diharapkan pengembangan bisa dilakukan di tahun ini juga,” jelasnya.

Dikatakan, dalam upaya PLN melanjutkan pengembangan PLTP Tulehu tetap mengedepankan asas kepedulian terhadap lingkungan, sehingga dampak sekecil apapun yang timbul dari pembangunan yang dilakukan PLN harus bisa dimitigasi sedini mungkin dan menyelesaikan persoalan yang muncul termasuk di Tulehu. “PLTP Tulehu direncanakan tahun 2025 dapat beroperasi,” harapnya.

Dirinya turut prihatin terhadap kondisi yang terjadi di Ambon. Pihaknya berharap, kedepan tidak ada musibah yang lebih besar lagi di Ambon dan sekitarnya. Harapan lain, informasi sebagaimana disampaikan dalam dialog dan kajian ilmiah tersebut bisa sampai ke masyarakat, agar kerisauan dan keresahan masyarakat bisa tereliminir bahkan tidak ada lagi yang mengkaitkannya dengan proyek pembangunan PLTP.

“Kami harap informasi ini sampai ke masyarakat. Karena kami dari PLN berkomitmen untuk melanjutkan proyek tersebut agar bisa selesai dengan segera, agar kebutuhan listrik bagi masyarakat bisa tercapai,” tuturnya. (MR-02/MC)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed