AMBON,MRNews.com,- Menjelang HUT ke-446 Kota Ambon, Pemerintah Kota (Pemkot) menggelar doa bersama sebagai ungkapan syukur atas nikmat dan anugerah Tuhan kepada Kota ini, sehingga kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama tetap terjaga, terutama agar Ambon semakin tangguh lawan Pandemi Covid-19.
Doa syukur ini secara Kristen dan juga Islami yang terpusat di Aula RRI Ambon, Jumat (3/9) dan melalui virtual namun dalam waktu terpisah yang diikuti ASN dan ribuan warga kota Ambon.
Dengan pelayan firman pendeta Elifas Maspaitella (Ketua Umum Sinode GPM) dan Tauziah oleh Ustad Abdullah Latuapo (Ketua MUI Maluku).

Pada kesempatan itu, Walikota Ambon Richard Louhenapessy katakan, pandemi Covid-19 benar-benar berdampak ke semua aspek. Namun begitu, doa bersama ini rutin setiap tahun jelang HUT, bukan untuk basa basi tapi ungkapan syukur bagi kebaikan Tuhan, bukan saja dikala sulit, dukacita tapi juga bahagia.
“Umat Kristen/Katolik, bersyukur atas penyertaan Tuhan bagi Kota Ambon hingga memasuki usia ke 446 di tahun ini. Tidak ada kata lain, selain syukur kepada Tuhan yang telah menyertai, mengawal, dan menuntun pimpinan kota ini, bersama seluruh staf dan warga kota,” ujarnya.
Richard mengaku, sebuah kota tidak tergantung dari tua dan panjangnya usia, tapi bagaimana seorang pemimpin mampu menghadirkan kesejahteraan bagi kotanya. Ini yang terus dilakukan meski diterpa bencana pandemi.
“446 tahun usia kota Ambon tidak dapat menjustifikasi apakah kota ini telah matang dan dewasa, karena ukuran kedewasaan bukan terletak pada usia, namun pada sikap mental. Ini jadi PR kita untuk menentukan kematangan dan kedewasaan kota, sebab terkait sikap mental kita,” jelasnya.

Dikatakan Walikota, HUT Kota Ambon kali ini, menjadi yang terakhir dalam periode kepimpinannya bersama Wakil Walikota, Syarif Hadler, maupun Sekretaris Kota (Sekot), A.G Latuheru, tetapi rasa cinta dan doa tidak pernah berhenti dipanjatkan bagi kota ini.
“Kemajuan Ambon hingga kini bisa dikenal di tingkat dunia semua karena penyertaan Tuhan. Jangan sombong, tetapi rendah hati.
Menjadi bijaksana dan mampu mengambil keputusan yang tepat dalam situasi spesifik,” akuinya.
“Kebijaksanaan tidak otomatis ada dalam diri sejak lahir, namun harus ditumbuhkan selama kita hidup, dengan cara bersahabat dengan orang bijaksana. Jangan anggap diri lebih pandai dan hebat dari orang lain,” pesan Walikota.
Pendeta Elifas Maspaitella dalam refleksinya mengajak semua pemimpin pada tiap satuan dan masyarakat di Kota Ambon agar tidak menyerah, khawatir, takut, saling menghakimi, saling menyalahkan ditengah situasi ini karena tidak akan menyelesaikan masalah.
“Ambon tidak boleh takut, khawatir. Mari merendahkan diri dihadapan Tuhan dalam situasi ini, tidak boleh sombong, angkuh. Ambon akan menghadapi kesaksian Tuhan dan mampu lewati kondisi ini,” pesannya.
Sebelum doa secara Kristen, doa dari umat Islam lebih dulu dipanjatkan. Ustad Abdullah Latuapo dalam tausiyahnya menyampaikan, ditengah pandemi Covid-19, seluruh anak negeri harus tetap bersatu, solid dalam
menghadapi situasi apapun.
Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler mengajak masyarakat Kota Ambon berdoa agar di usia ke-446, menjadikan masyarakat yang setia, masyarakat tangguh hadapi Pandemi Covid-19, maju, harmonis, sejahtera dan religius.
“Kita percaya bahwa badai pasti berlalu, dan fajar yang baru akan ada pada waktunya,” terangnya. (MR-02)
Comment