by

Bukan Ganjil-Genap, Sistem Shift Diterapkan Saat PSBB

AMBON,MRNews.com,- Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon tak akan lagi menggunakan kebijakan ganjil genap bagi kendaraan umum saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mulai dijalankan pekan depan. Tetapi menerapkan sistem shift.

“Dari pengalaman PKM lalu kita sudah ambil langkah kedepan ini dalam PSBB maka yang diberlakukan adalah sistem shift A-C. Jadi bukan lagi berdasarkan ganjil genap,” jelas Walikota Ambon Richard Louhenapessy kepada awak media di Balaikota, Kamis (18/6).

Sistem shift diakuinya, akan dibagi merata sesuai jumlah mobil tiap trayek. Misalnya, kalau ada jalur yang hanya satu mobil, pakai shift C dan akan bergerak tiap hari disitu sehingga betul-betul ada keseimbangan. Sementara shift A dan B bergerak dijalur lain agar tidak ada penumpukan dan pergerakan orang dalam jumlah banyak.

 

Selain itu, dalam PSBB nanti, semua fasilitas usaha dan moda transportasi akan berjalan merata. Misalnya dalam PKM, ada kebijakan sampai jam 9 semua fasilitas usaha tutup. Ketika PSBB semuanya jam 8 malam sudah tutup, tidak lagi ada satu toko pun buka baik 24 jam atau 48 jam.

“Termasuk rumah makan, rumah kopi, kafe buka dan tutup merata. Dalam kebijakan hanya bisa order dan langsung jalan. Dibolehkan buka, tapi tidak untuk layani tamu. Jadi tidak ada kompromi lagi untuk sana sini sehingga tidak lagi ada orang bilang like and this like, semua sama,” tegasnya.

Kemudian terkait pasar, menurutnya menjadi perhatian utama dan setiap hari dievaluasi selama pembatasan kegiatan masyarakat (PKM). Memang, jika dilihat kasat mata, protokol kesehatan tidak jalan secara baik di pasar Mardika khususnya. Tapi berdasarkan survey, tingkat perkembangan kesadaran masyarakat dari hari ke hari naik.

“Sampai kemarin sudah 70 persen orang sudah mulai taat, bahwa ada 30 persen belum. Maka dalam PSBB kita akan lebih ketat dan tegas lagi dalam pelaksanaanya. Karena diberikan kewenangan cukup, ada sanksinya dan sebagainya,” tukasnya.

Karenanya telah ada kebijakan pasar akan operasi sampai jam 6 sore, bukan jam 4. Hal itu bukan atas pertimbangan tekanan masyarakat, tapi lewat kajian realistis sesuai analisa transportasi. Sebab ketika ditutup jam 4, masalah yang dihadapi mobil tidak masuk ke terminal dan akan ada terminal bayangan diluar dan mengganggu.

“Diperkirakan jam 6 sore itu lagi aktivitas orang semakin berkurang karena PSBB. Sehingga tidak lagi ada terminal bayangan dijalan. Itu semua terjadi akibat dari pengalaman kita melaksanakan PKM,” tutupnya. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed