by

Berbisnis Dimasa Pandemi, Dua Pengusaha Asal Maluku Lakukan Inovasi

-Maluku-179 views

JAKARTA,MRNews.com,– Pandemi COVID-19 berdampak pada berbagai sektor, terutama sektor ekonomi atau bisnis. Berbagai solusi dilakukan pengusaha ditengah masa sulit seperti shifting atau mengubah jenis usaha dan diferensiasi. Langkah ini agar bisnis yang dimiliki tetap berjalan dan menjamin kesejahteraan karyawan.

Pengusaha Rose Yunita Latuconsina selaku BPP HIPMI Bidang 9 mengaku, sebelum pandemi, bisnis yang ia miliki berjalan disektor properti. Namun usahanya terdampak dan terhambat akibat pandemi. Kondisi ini mendorongnya terus berinovasi dan berkreasi.

Penyesuaian dilakukan dengan merambah bisnis produksi multifunction bag. Tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan, bisnis ini pun berperan untuk menggalang dana bagi anak Indonesia yang kurang mampu.

“Ada charitynya juga. Jadi setiap pembelian satu tas artinya klien telah ikut menyumbang satu kotak susu untuk anak-anak kurang mampu demi kecerdasan dan meningkatkan kesehatan masa depan Indonesia yang lebih baik,” ujar Rose saat berdialog di Media Center BNPB-Jakarta, Selasa (25/8).

Namun kata Rose, bisnis properti yang ia miliki masih berjalan dengan beberapa penyesuaian, yaitu tetap menerapkan protokol kesehatan saat bekerja dan terus mencari solusi dari masalah yang datang.

“Saya sih mempraktekkannya kalau bisa tidak ada merumahkan karyawan. Jadi saya selalu bilang lets do something pasti ada solusinya, tapi memang extra effort melakukan itu,” ucap Rose.

Senada, pengusaha Jaqueline Margareth Sahetapy, Ketua Umum BPD HIPMI Maluku katakan, bisnis yang ia miliki pun terdampak pandemi. Sebelum pandemi, bisnis berjalan disektor jasa konstruksi. Namun, saat ini Jaqueline merambah bisnis baru, menjual alat kesehatan dan ikan tuna dari Maluku ke Jakarta.

“Di Maluku potensi sumber daya lautnya sangat besar sekali, dengan begitu kita membantu nelayan dalam kondisi seperti ini. Saya membantu penjualan mereka di Jakarta,” tutur JMS, sapaan akrab Jaqueline di Media Center BNPB, Selasa.

Jaqueline juga tetap menjalankan bisnis jasa konstruksi. Namun tetap ia harus melakukan beberapa penyesuaian. Salah satunya menerapkan protokol kesehatan saat bekerja.

“Dimulai dari kantor dulu, karyawan sudah membiasakan diri wajib pakai masker, hand sanitizer, dan sebagainya. Pekerja lapangan juga tetap harus ada protokol kesehatan, pakai hand sanitizer, masker, tetap harus jaga jarak,” tuturnya.

Rose kembali menegaskan, sebisa mungkin bisnis yang ia jalani tidak merumahkan para karyawannya karena menjalankan bisnis tidak hanya berorientasi pendapatan pribadi namun juga pendapatan karyawan. Karena itu, dilakukannya diferensiasi dan shifting menjadi salah satu solusi agar bisnis tetap berjalan.

Menanggapi kesulitan memulai bisnis baru dimasa pandemi, Rose beranggapan hal tersebut bergantung pada tiap individu dalam melihat peluang bisnis. Bahwa sebagai pengusaha harus memiliki pola pikir strategis dalam melihat peluang dibalik masalah yang datang.

“Dimana ada masalah sebenarnya disitu ada peluang. Jadi seorang entrepreneur memang harus mempunyai mindset menemukan peluang bisnis disetiap masalah,” tutur Rose.

Sejalan dengan Rose, Jaqueline menuturkan, kesulitan memulai bisnis baru ditengah pandemi bergantung pada kemampuan pengusaha melihat peluang.

“Be positive, ketika ada badai ketika ada masalah jangan mundur tapi kita tenang, tetap semangat, dan jangan lupa menangkap peluang. Shifting atau diferensiasi bukan hal memalukan, yang penting cobalah kita tidak merumahkan karyawan. After this new normal, kita boost lagi bisnis kita. Today must be better than yesterday,” tutup Rose.

“Harus tetap semangat, optimis sebab kalau kita tidak memiliki itu apapun yang kita lakukan tidak jalan. Melihat segala sesuatu yang terjadi itu pasti mendatangkan hal-hal yang baik. Tetap berusaha dan semangat. Do the best,” kunci Jaqueline. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed