by

10 Jam Singgahi Ambon, Ratusan Wisatawan & Dampak Ekonomi

-Kota Ambon-91 views

AMBON,MRNews.com,- 10 jam menjadi waktu yang disediakan bagi 210 wisatawan mancanegara yang menumpangi kapal pesiar mewah MV Boudicca untuk touring di kota Ambon dan kabupaten Maluku Tengah, setelah kapal yang dimiliki dan dioperasikan Fred Olsen Cruise Lines asal Norwegia singgahi pelabuhan Yos Soedarso, Ambon-Maluku, Minggu (19/1) pagi.

Kedatangan para wisatawan itu pun dinilai berdampak signifikan bagi peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah. Sebab satu wisatawan diperkirakan akan membelanjakan oleh-oleh dan cinderamata lainnya kurang lebih 2-3 juta. Bisa dihitung, jika demikian adanya maka perputaran ekonomi bagi masyarakat dan daerah dalam 10 jam bisa mencapai 500-600 juta lebih.

Belum lagi pengeluaran untuk keperluan pribadi lainnya baik transportasi, kuliner, diluar tanggungjawab EO touring. Tentu itu harus berbanding lurus dengan sambutan hangat pemerintah dan hospitality masyarakat serta objek wisata yang bersih, tertata dan representatif.

“Beda-beda memang tiap tahun. Tidak bisa kita pastikan. Tapi belajar dari pengalaman, biasanya bisa mencapai kurang lebih 1 Miliar dampak ekonomi dengan hadirnya ratusan wisatawan dengan kapal pesiar untuk daerah dan masyarakat. Kali ini, 210 wisatawan ikut touring. Jika satu orang saja tukarkan uang dan belanjakan kurang lebih 2-3 juta untuk ole-ole untuk keluarga, maka bisa dijumlahkan kurang lebih 500 juta lah. Belum lagi ditambah pengeluaran yang lain,” ungkap Hellen De Lima, EO Touring MV Boudicca.

Hellen mengaku, Kota Ambon adalah tujuan pertama yang disinggahi untuk negara Indonesia. Setelah 10 jam berlabuh, perjalanan total 927 awak kapal akan menuju Provinsi Bali. Untuk di Ambon, ada tiga discover touring yang diikuti para wisatawan yakni touring becak keliling kota, ke museum dan objek wisata sejarah serta ke spot wisata tradisional.

“Ada touring becak keliling kota; ke museum siwalima, patung Kristina Martha Tiahahu, kuburan Australia; melihat proses penyulingan minyak kayu putih, proses pengolahan dan pembuatan sagu, kunjungi kebun cengkeh di Suli serta melihat atraksi bambu gila di pantai Natsepa. 10 Jam ini kita harapkan bisa dimaksimalkan dan para wisatawan dapat menikmati Ambon maupun Maluku Tengah,” tukas mantan Sekjen KOI itu di pelabuhan Yos Soedarso.

Salah satu wisatawan mancanegara asal Inggris Wendy mengaku, terkesan dengan kondisi area pelabuhan Yos Soedarso-Ambon yang dinilai sangat baik, termasuk air laut nampaknya juga sangat bersih bagi ikan-ikan dan biota laut lain hidup. Dia bersama sang suami dalam pelayaran bersama ratusan wisatawan lainnya akan ke Pulau Komodo dan Bali. Perjalanan di Indonesia bakal berakhir di 24 Januari mendatang.

“Saya dan suami berangkat dari Inggris ke Australia, kemudian berlayar dengan kapal bersama penumpang lainnya kesini (Ambon). Ini pertama kalinya saya ke Kota Ambon, meski hanya singgah sebentar. Di Indonesia sampai 24 Januari,” ungkap Wendy.

Di tempat sama, Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler menyatakan, sebetulnya Ambon kurang punya objek wisata yang bisa dijual tetapi seluruh wisatawan yang masuk ke Maluku, pasti Ambon sebagai pintu masuknya. Maka tentu yang harus dipersiapkan masyarakat, fasilitas perhotelan, restoran dan sarana-prasarana.

“Paling gong perdamaian, Pattimura park. Serta kalau kedepan benteng Victoria sudah diserahkan ke Pemkot, bisa menjadi salah satu objek wisata yang menarik dikunjungi wisatawan. Pemkot Ambon bersyukur atas singgahnya MV Boudicca karena dampaknya jelas positif bagi ekonomi masyarakat. Selain Ambon bisa dikenal dan diceritakan positifnya ke dunia luar ,” beber Hadler.

Saat kunjungi kapal, dikatakan, MV Boudicca itu suasananya bak hotel mewah seperti kapal pesiar sebelumnya yang pernah singgah di Ambon tahun-tahun lalu. Dari total 927 awak kapal termasuk penumpang kapal asal Norwegia, ada kurang lebih 28 orang Indonesia.

“Arahan pa Gubernur, pariwisata di Maluku tidak bisa ditangani parsial. Maka langkah pertama harus Rakor pariwisata libatkan semua kabupaten/kota. Tidak bisa Ambon sendiri, Malteng sendiri atau Tual. Sulit. Ditangani bersama supaya ini kita jual bersama-sama potensi pariwisata tiap daerah ke luar. Pemkot Ambon siap sambut itu,” tutupnya. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed