by

Murad : Lebih Enak Jadi Dankor Brimob, Daripada Gubernur

-Maluku-222 views
 
AMBON,MRNews.com,- Gubernur Maluku, Irjen Pol (Purn) Murad Ismail kembali mengeluarkan pernyataan mengejutkan nan kontroversi. Kali ini, dalam moment acara program dalam rangka 100 hari kerja Gubernur-Wakil Gubernur Maluku di Islamic Centre, Waihaong, Senin (22/7/19).
Murad mengaku lebih enak menjadi komandan korps (Dankor) Brimob, daripada Gubernur Maluku. Dimana menjadi Gubernur adalah kecelakaan dan jadi orang nomor satu di pemerintah provinsi Maluku bukan anugerah tapi amanah yang harus disampaikan ke masyarakat di Maluku. Apalagi dia menilai selalu saja ada tanggapan negatif atau miring dari masyarakat termasuk wartawan ketika kebijakan atau niat melakukan sesuatu yang terbaik bagi Maluku, salah satunya revitalisasi lapangan merdeka.
“Tiga hari lalu, malam minggu. Saya dan pa Kasrul (Kadis PRKP Maluku) ketemu kepala BP Migas Kementerian ESDM. Jadi jangan ada masyarakat Maluku terutama wartawan-wartawan jangan miris kepada kami. Kami ke Jakarta itu bukan cuma main-main. Tapi sampai kadang-kadang kita, saya bicara, lebih enak jadi Dankor Brimob daripada jadi Gubernur Maluku. Bayangkan kita sudah mau bikin bagus lapangan merdeka, kita manfaatkan. Di dunia manapun lapangan merdeka bukan lapangan bola. Tapi lapangan merdeka adalah alun-alun yang harus dimanfaatkan semua masyarakat yang ada di daerah itu, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa,” ungkap mantan Kapolda Maluku.
Padahal menurut Murad, nanti kalau lapangan sudah jadi, akan diketahui betul manfaat lapangan merdeka dibuat paving block itu luar biasa sangat besar. Dimana sore-sore bisa lihat ibu-ibu bersama anak, buka tikar, bawa minuman, makanan kecil-kecil dan menikmati suasana. Tentu satu kebahagiaan luar biasa. “Ini yang ada selalu di kepala saya. Di Sumatera Utara malah dibikin pusat kuliner, kita nggak. Masih dipasang paving block, belum jadi saja masih lihat jeleknya, tapi kalau sudah bagus. Itu bisa jadi icon Maluku khususnya kota Ambon,” paparnya.
Bahkan dia mengakui, ide ini sudah dibicarakan lama dengan Walikota Ambon. Karena dulunya tahu bahwa lapangan merdeka milik Pemkot tapi ternyata punya Pemprov. Maka demikianlah revitalisasi total untuk dijadikan alun-alun. “Kemarin saya desak Kadis PUPR kenapa belum dibangun, katanya cetakan paving blok 360 ribu, baru dicetak 160 ribu. Saya bilang kerja saja dengan yang ada, sambil cetak jadi juga, pasang,” tukas Murad.
“Tadinya mau pesan dari Jawa (paving blok). Namun ketika saya ketemu James Riady, beliau katakan lapangan merdeka saya bikin lapangan hijau. Dia kasih contoh Bandung, bagian bawahnya jadi areal parkir untuk mobil Walikota, Kejaksaan, Gubernur bisa parkir. Diatasnya lapangan hijau, dengan rumput sintetis. Jadi orang bisa main bola, bisa dudu-duduk disitu. Akan dibuat sedikit tinggi, jadi tribun juga diratakan. Sehingga mulai dari jalan sudah naik tinggi lapangan luas. Tapi nanti lah,” sambungnya.
Tentang program kerja 100 hari, Murad mengaku, atas upaya dan kerja keras bersama, bisa dilihat belum capai 100 hari masa pemerintahan dirinya dan Wagub Abas Orno, tapi sudah ada kemajuan yang dicapai antara lain hari ini dengan mencanangkan program kartu Maluku sehat, kartu Maluku cerdas, kartu beasiswa Maluku, harga sembako murah dan terjangkau, listrik masuk desa, serta petani dan nelayan sejahtera. Tentu ini adalah bentuk komitmen yang harus tetap dijaga dan perlu ditingkatkan.
“Saya berharap, program yang dicanangkan dan berproses hari ini harus dirasakan merata di 11 Kabupaten/Kota, mengingat capaian 100 hari kerja ini akan berakhir pada 23 September 2019. Untuk itu saya perintahkan kepada semua OPD agar berkoordinasi dan berkolaborasi dalam setiap implementasi kegiatan di Kabupaten/Kota. Program jangan jalan sendiri-sendiri tapi harus bersinergi, memanfaatkan ruang sesuai arahan tata ruang dan setiap program harus diterima manfaatnya dengan baik oleh masyarakat sampai ke tingkat desa,” demikian Murad.
Pada kesempatan itu, dilakukan juga pameran oleh tiap OPD dan berbagai lembaga/instansi lainnya, pembagian bantuan pengembangan 4 kampung Inggris berbasis wisata yakni Desa Tiouw, Pulau Banda, Desa Sawai dan Ora di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) dan Desa Ngilngof, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra). (Iwan)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed