by

Di Bogor, Walikota Bicara Ketangguhan Ambon Hadapi Bencana Alam & Non Alam

Jakarta,MRNews.com,- Walikota Ambon Richard Louhenapessy bicara ketangguhan Kota Ambon menghadapi bencana, baik itu alam maupun non alam yang sementara terjadi saat ini pada Webinar yang digelar BNPB sebagai rangkaian puncak peringatan bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di Lorin Hotel Sentul Bogor, Senin (12/10).

Selain Walikota Ambon, Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Bangka Belitung dan Bupati Magelang juga ikut berbagi tips bagaimana daerah masing-masing tangguh hadapi bencana. Diskusi dipandu Philips Vermonte, Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan mengaku, empat daerah yang dipilih adalah representase daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota yang dinilai tangguh dalam menghadapi bencana, baik alam maupun non alam.

“Kegiatan ini mestinya dilaksanakan di Maluku dan Kota Ambon menjadi tuan rumah, namun karena kondisi pandemi maka BNPB mengalihkannya ke Jakarta dalam penyelenggaraan terbatas,” tandas Lilik.

Dalam paparannya, Louhenapessy menegaskan, Ambon 21 tahun lalu, kmbisa dikatakan adalah kota ‘mati’ karena konflik sosial. Namun berkat kearifan lokal oleh masyarakat, kondisi Ambon saat ini, berubah total dan malah mendapat predikat kota dengan tingkat toleransi antar agama terbaik di Indonesia.

Talenta lain yang dimiliki Maluku yakni musik, juga menjadi salah satu pintu masuk bagi berbagai sosialisasi yang dilakukan dalam situasi dan kondisi apapun, dan itu mendarat dengan baik dimasyarakat.

Terkait bencana alam, Kota Ambon juga tercatat mampu melakukan relokasi tanpa masalah terhadap warga yang rumahnya rusak akibat tanah longsor dan pergerakan tanah beberapa tahun lalu diwilayah Kelurahan Batu Gajah-Kota Ambon.

“Untuk sosialisasi bencana alam, kami tetap menggunakan pendekatan Pentahelix, sehingga mampu terdistribusi dengan baik ke masyarakat. Pelibatan para camat, kepala desa/lurah, ketua RW dan ketua RT untuk menyampaikan informasi ke masyarakat dinilai sangat mempan,” akuinya.

Selain itu, penggunaan teknologi infomasi yang dilakukan BPBD Kota Ambon dengan menampilkan peringatan-peringatan saat musim penghujan juga peringatan cepat BMKG terkait gempa, sangat membantu masyarakat dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana.

“Penyiapan kampung-kampung tangguh bencana juga merupakan bagian dalam penyiapan warga dalam menghadapi setiap bencana yang mungkin saja terjadi, pada situasi dan kondisi apapun,” jelasnya.

Terkait pandemi Covid-19, Pemkot Ambon menyiapkan fasilitas rumah sakit darurat, guna menampung pasien, yang terpaksa harus menyewa beberapa hotel bintang 3 dan balai Diklat. ‘’Kelemahan kita tidak memiliki rumah sakit kota. Maka kita harus ambil kebijakan itu guna menyelamatkan warga dari pademi ini,’’ papar Walikota.

Kota Ambon, lanjutnya, masih berada dizona merah. Ini bisa dipahami, karena kota ini jadi episentrum pergerakan orang dan aktifitas ekonomi di Maluku. Keterbatasan laboratorium penguji sample Swab menjadi salah satu kendala penanganan COVID-19 di Ambon. Maka, Pemkot Ambon melalui BPBD telah melayangkan surat meminta bantuan laboratorium mobile dari BNPB.

‘’Semoga melalui kegiatan ini, permohonan kami bisa terealisasi,’’ jelasnya dalam nada canda.

Semua program yang baik dari manapun juga, apakah itu OPD maupun masyarakat menurutnya, akan berjalan dengan baik, sangat tergantung dari komitmen dan kepedulian pemimpin daerah tersebut.

‘”Saya di Ambon, kadang pakai jurus mabok dalam menyelesaikan suatu masalah. Kalau ikut prosedur, prosesnya memakan waktu. Namun jika ada usulan masyarakat yang saya anggap baik dan dibutuhkan, saya langsung perintahkan OPD mengeksekusinya,’’ bebernya.

Untuk Maluku, Walikota mengakui, sinergitas antara pemerintah kota dan pemerintah provinsi berjalan sangat baik, sehingga memudahkan berbagai eksekusi kegiatan di lapangan.

‘’Saya hadir disini, juga bagian dari kesiapan Maluku yang mestinya menjadi tuan rumah peringatan bulan PRB dan Pak Gubernur Maluku sebenarnya siap kalau Maluku menjadi tuan rumah, ya cuma karena kondisi, kita juga harus memakluminya,’’ ujarnya. (MR-02/MC)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed