BANJARMASIN,MRNews.com,- Didepan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendy saat dialog Anugerah Penerimaan Persatuan Wartawan Indonesia (AK-PWI) 2020 untuk Bupati/Walikota di Mercure Hotel Banjarmasin-Kalimantan Selatan, Jumat (7/2/2020), Walikota Ambon Richard Louhenapessy “kupas” dampak positif atau keunggulan Ambon sebagai Kota Musik Dunia (UNESCO City of Music) bagi masyarakat maupun kebudayaan.
Diketahui, Walikota Ambon menjadi salah satu dari 10 Bupati/Walikota yang menerima AK-PWI tahun 2020. Bersama Walikota Tangerang Selatan, Walikota Tabalong, Walikota Bau-Bau, Bupati Gunung Kidul, Bupati Halmahera Barat, Walikota Banjarmasin, Bupati Luwu Utara dan Bupati Serdang Bedagai, masing-masing dengan keunggulan daerah yang berdampak pada kebudayaan.
Penyerahan AK-PWI akan dilakukan pada puncak perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Kota Banjarmasin-Kalimantan Selatan, Sabtu (8/2/2020). 10 Bupati/Walikota itu mengalahkan 21 kompetitor Bupati/Walikota lainnya yang masuk pada tahap penilaian akhir AK-PWI 2020.
Ambon sebagai kota musik dunia menjadi “magnet” bagi Menko PMK, Ketua Dewan Pers M Nuh, Ketua Umum PWI Pusat Atal Depari dan peserta dialog karena menjadi kota pertama di Indonesia dan satu-satunya di Asia Tenggara yang mendapat predikat Kota Musik Dunia.
Dalam paparan, Louhenapessy menjelaskan,
pemerintah pusat melalui Kementerian Agama 2019 lalu memberikan award atau predikat kepada Ambon sebagai salah satu kota dengan tingkat toleransi tertinggi di Indonesia, karena mampu bangkit dan maju dari keterpurukan pasca konflik sosial 20 tahun lalu. Kunci keberhasilan itu ternyata pendekatan adalah pendekatan budaya.
Dimana musik adalah salah satu komponen kecil dari budaya yang dieksplor dalam kepentingan merajut hubungan masyarakat Ambon.
“Maka 30 Oktober 2019, lewat upaya kerja keras kurang lebih 3 tahun usai deklarasi, UNESCO memberikan justifikasi Ambon kota musik dunia. Itu jadi yang pertama di Indonesia dan satu-satunya di Asia Tenggara. Justifikasi itu juga sekaligus
kita bersyukur dilahirkan dengan DNA sebagai penyanyi. Apalagi selama ini orang Ambon hanya melihat nyanyi sekedar hobi.
Dan perlahan kita rubah mindset itu dimana bernyanyi jadi potensi ekonomi kreatif bagi masyarakat Ambon,” ungkapnya disambut tepuk tangan hadirin.
Sejalan dengan itu, maka menurutnya, dampak positif Ambon menjadi kota musik dunia adalah musik sebagai bahasa komunikasi yang universal. Artinya,
musik juga dipakai sebagai sarana perdamaian bagi masyarakat untuk menyatukan perbedaan. Sebagai kekuatan pemerintah dan masyarakat untuk membangun persaudaraan dan kebudayaan.
Hal itu bisa terlihat tatkala Ambon-Maluku menjadi tuan rumah event keagamaan nasional MTQ, Pesparawi, Pesparani dan kegiatan lainnya yang mana ada kolaborasi terutama musik-bernyanyi lintas agama.
“Intinya, bagaimana musik berdampak pada kebudayaan dengan merubah mindset dari hobi menjadi potensi ekonomi kreatif bagi masyarakat, serta musik menjadi sarana komunikasi dalam menciptakan perdamaian. Itu sudah dilakukan di Ambon dulu, kini dan kita harapkan terus berlangsung, dimaknai kedepannya,” tegas Walikota Ambon dua periode itu.
Menko PMK Muhadjir Effendy memberi atensi bagi Ambon dengan kekuatan musiknya yang mampu mempengaruhi budaya dan masyarakat. Sebab di Indonesia, memang baru Ambon yang memiliki brand sebagai kota musik dan telah diakui UNESCO.
“Membangun budaya berarti membangun manusia, maupun sebaliknya. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Selain manusia, yang lain tidak memiliki kemampuan berbudaya.
Sebab manusia memiliki karya cipta dan akal budi. Dan seni bagian kecil budaya. Itu yang patut diberi atensi bagi Kota Ambon. Kekuatan seni-musik itu yang berpengaruh bagi kebudayaan dan masyarakat harus terus dipertahankan kedepannya,” pesan mantan Mendikbud.
Selain Ambon, Walikota Tabalong memaparkan makalah berjudul Junjung Kearifan Lokal untuk Tabalong Terdepan, Walikota Bau-Bau dengan Polima (5 nilai/dasar), Bupati Serdang Bedagai “Kampung Budaya dari Serdang Bedagai”, Walikota Banjarmasin “Membangun kebudayaan dengan pendekatan pemanfaatan potensi 1000 sungai dan Bupati Halmahera Barat ” Rempah Berlalu, Halbar Bangkit dengan Seni-Budaya. Momen itu ditutup dengan penandatanganan deklarasi Banjarmasin oleh Menko PMK, Ketua Umum PWI dan Bupati/Walikota penerima AK-PWI 2020. (MR-02)
Comment