by

Skoring Ambon Turun, Operasi Yustisi Tetap Digencarkan

AMBON,MRNews.com,- Meskipun skoring zonasi kota Ambon turun per 17 Januari 2021 menjadi 1,87 dari sebelumnya 2,09, namun Operasi Yustisi oleh Satgas Covid-19 kota Ambon tetap gencar dilakukan guna penegakan disiplin protokol kesehatan (Prokes) bagi masyarakat.

Juru bicara Satgas Covid-19 kota Ambon Joy Adriaansz mengaku, setelah dilakukan evaluasi maka per tanggal 17 Januari 2021 skoring kota Ambon alami penurunan 0,22 poin sehingga kini berada diangka 1,87 dan masih ada pada resiko sedang atau zona orange.

“Sesuai informasi Satgas nasional hasil evalusi kota Ambon sendiri per 10 Januari kita berada di zona orange dengan skor 2,09. Tapi kini sudah turun 0,22 menjadi 1,87 namun tetap dizona orange,” tandas Joy kepada awak media di ruang kerjanya, Rabu (20/1).

Penurunan skoring sebutnya, disebakan oleh kasus kematian belakangan ini yang sangat banyak dan sudah mencapai 51 kasus (per 19 Januari 2021). Termasuk hari ini juga ada satu kasus kematian yang sangat berdampak pada penghitungan skoring zonasi.

Oleh karena itu sebut Joy, Satgas tidak pernah berhenti melakukan pencegahan terkait dengan penularan Covid-19 lewat operasi yustisi yang dilakukan baik di jalan raya maupun sudah masuk pada fasilitas umum masyarakat termasuk mall seperti Ambon Plaza (Amplaz).

“Kita berharap dengan operasi yustisi ini masyarakat semakin sadar dapat menerapakan protokol kesehatan lewat pelaksanaan 4M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan,” urai Kadis Kominfo dan Persandian Kota Ambon.

Hal itu menurutnya, agar skoring kota Ambon tidak terus turun, sembari berharap kasus kematian bisa ditekan dan angka kesembuhan meningkat.

Disinggung turunnya skoring bisa memberi ancaman zona merah bakal kembali diraih kota Ambon, Joy berharap jangan sampai terjadi. Meski memang kalau masuk zona merah skoring dibawa 1,8 dan untuk provinsi Maluku yang masih zona merah ialah Kepulauan Aru dengan skor 1,77.

“Kami berharap jangan sampai kondisi kesehatan sudah parah, tidak bisa lakukan perawatan di rumah lalu dibawa ke rumah sakit, ini yang sangat berbahaya. Beberapa kasus kematian itu terjadi karena ketika sakit di rumah dan sudah kritis baru dibawa ke rumah sakit, ini yang kita berharap jangan seperti ini,” terang Joy.

“Kalau kita sudah tau gejala ada panas tinggi, flu berat. Ada gejala Covid misalanya batuk tenggorokan sakit, tiba-tiba indra pencium hilang, ini semua harus diambil langkah-langkah dan harus dirujuk ke rumah sakit itu bisa segera dirawat. Kita hindari kematian dan semua bisa diatasi sesegera mungkin,” pungkasnya. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed