AMBON,MRNews.com,- Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2020 di Kota Ambon menggunakan mekanisme online berbasis zonasi atau wilayah karena pandemi COVID-19 namun juga offline.
“PPDB tahun ini, kita ketahui sistem zonasi dan zonasinya pun dengan mekanisme online dan offline. Offline itu guru sekolah asal menerima syarat pendaftaran kemudian diantar ke sekolah pendaftaran tujuan untuk berproses. Saya sudah sampaikan itu ke komisi II,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Fahmi Salatalohy usai RDP dengan komisi II DPRD Kota Ambon, Senin (8/6).
Dirinya yakin pada PPDB kali ini tetap ada pemerataan siswa tiap sekolah. Sehingga tidak lagi ada istilah sekolah favorit dan sebagainya. Sebab tetap akan menjadi kebutuhan sekolah-sekolah untuk menampung anak-anak didik yang masuk dalam kategori zonasi itu.
“Artinya, semua ketentuan PPDB tetap mengacu pada ketentuan zonasi, tidak bisa keluar dari itu. Biaya pendaftaran masuk sekolah, gratis. Tidak dipungut biaya apapun,” tegasnya.
Terkait kemungkinan adanya RKB bagi siswa yang tidak masuk sistem zonasi, jika kuota sekolah terpenuhi tapi pendaftar banyak, Fahmi pastikan sekolah tetap menyediakan itu.
“Khan sistem zonasi. Sekolah misalnya seleksi 100 orang, 75 lulus, 25 lain tidak lulus. Maka 25 orang itu dialihkan lewat prosedur zonasi ke sekolah-sekolah yang peminatnya minim, seperti itu,” tukasnya.
Disinggung soal usulan komisi II agar pakaian seragam diserahkan ke orang tua, bagi Fahmi, seragam ini juga dibelanjakan dengan dana BOS. Soal keseragaman angka belum tahu persis, akan dicek ulang. Sebab ada sekolah-sekolah yang mungkin angkanya beda satu dengan lainnya.
“Tapi kalau dialihkan ke orang tua, saya kira ini perlu dibijaki lagi karena tidak semua orang tua punya kemampuan sama. Lagipula khan anak-anak sekolah ada mendapat bantuan kartu Indonesia pintar (KIP), kartu Ambon pintar (KAP), program Indonesia pintar dll. Itu bisa diupayakan untuk membelanjakan kebutuhan anak-anak kita saat masuk sekolah nanti,” tutupnya. (MR-02)
Comment