AMBON,MRNews.com,- Lamanya hasil uji laboratorium terhadap spesimen Swab PCR pasien yang akan membuktikan positif atau negatif terpapar Covid-19, memicu sering terjadinya perampasan jenazah pasien Covid-19 di Kota Ambon dan daerah lainnya.
Hal itu diakui sendiri pelaksana harian (Plh) Ketua Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Maluku yang juga Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Arnold Aristoteles Paplapna Ritiauw.
Menurut Ritiauw, akibat menumpuknya spesimen yang harus diperiksa laboratorium baik di BTKL-PP maupun BPOM membuat waktunya cukup lama untuk mendapat hasil. Dimana yang tadinya bisa 3 hari kini jadi 5 hari bahkan 7 hari.
“Spesimen PCR pasien menumpuk, sehingga mengakibatkan sering terjadinya keterlambatan keluarnya hasil uji spesimen tersebut. Ini masalah yang saat ini terjadi dan berdampak ke hal lainnya,” terangnya
kepada wartawan di Ambon, Selasa (13/7/21).
Apalagi, lanjut Ritiauw, saat ini alat laboratorium untuk periksa spesimen PCR-Swab pada Rumah Sakit Siloam mengalami kerusakan. Sehingga menambah beban terkait uji tersebut.
Untuk mengatasi itu, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dan berupaya untuk mendorong pihak Universitas Pattimura (Unpatti) agar segera mengoperasikan laboratorium milik mereka.
“Unpatti, kemarin dalam rapat ijinnya keluar Sabtu, sekarang kita belum koordinasi kembali. Nanti kita terus koordinasi untuk pastikan hal itu,” beber Jenderal Bintang Satu itu.
Sementara untuk pemanfaatan laboratorium pada RS Bhayangkara-Tantui Ambon, sambungnya, juga sampai sekarang Satgas Covid-19 provinsi masih menunggu ijin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Semoga hadirnya dua laboratorium baik di Unpatti maupun RS Bhayangkara bisa membantu pemeriksaan spesimen PCR agar tidak lagi membutuhkan waktu lama untuk masyarakat terima hasilnya,” demikian Ritiauw.
Bahkan tambah Ritiauw, pihaknya berencana akan mengaktifkan mobil lapangan, sehingga menambah daya atau kekuatan untuk melakukan pemeriksaan PCR lebih cepat. (MR-02)
Comment