AMBON,MRNews.com,- Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno mengapresiasi langkah pemerintah kota (Pemkot) Ambon untuk melakukan sosialisasi dan edukasi gempa bumi serta potensi tsunami dengan menghadirkan narasumber kompeten di berbagai bidang, serta hadirkan seluruh stakeholder terkait di kota Ambon termasuk masyarakat dalam jumlah besar.
Dirinya pun meminta kabupaten/kota lainnya tak saja yang daerah rawan gempa dan tsunami, tetapi seluruhnya bisa melakukan edukasi dan sosialisasi serupa secara intens kepada masyarakat sebagai pengetahuan saat hadapi bencana serta upaya mitigasi.
“Kegiatan ini bagus sekali, karena memberikan penguatan kepada masyarakat kota Ambon dan sekitarnya soal dampak-dampak gempa sehingga mereka merasa tidak sendiri tapi juga sekaligus mengedukasi mereka agar bisa paham dan memiliki informasi tentang gempa dan tsunami sehingga bisa mengantisipasi bahaya-bahaya gempa dan tsunami,” ungkap Wagub saat membuka sosialisasi dan edukasi gempabumi dan potensi tsunami di kota Ambon di Sporthall Karang Panjang, Selasa (3/12/19).
Pasalnya menurut mantan Bupati MBD, Maluku saat ini masih diguncang gempabumi dan potensi bencana lainnya termasuk tsunami. Sehingga upaya-upaya edukasi seperti ini mesti dilakukan intens kepada masyarakat. Selain sebagai pengetahuan, tapi bisa menjadi informasi dalam upaya mitigasi bencana. Tentu pemerintah provinsi mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk proaktif mengedukasi masyarakat soal kebencanaan, karena itu sebagai kebutuhan.
“Kita mendorong itu. Walikota dan Pemkot Ambon sudah memulai. Pemerintah provinsi (Pemprov) sifatnya mengkoordinasi. Sebab kita juga punya langkah-langkah untuk melakukan penanganan bersama kabupaten/kota. Bukan saja mendorong BPBD lebih pro aktif, tapi sejak gempa dan bahkan bukan saja terjadi gempa, tapi terus mendorong, berkoordinasi dengan BNPB dan BPBD kabupaten/kota,” jelasnya.
Walikota Ambon Richard Louhenapessy menambahkan, hadirnya beberapa pakar dari berbagai bidang untuk sosialisasi dan edukasi kebencanaan ini dalam keinginan tak saja berbicara tapi mereka ingin presentasikan data bagaimana gempa yang terjadi sejak tahun 1600 sampai hari ini. Dengan demikian, seluruh masyarakat dan stakeholder yang ada, paling tidak sudah tahu bahwa Ambon pernah kena bencana gempa dan tsunami sehingga bisa prepare untuk itu.
“Ini yang paling utama. Selain itu, pengetahuan kebencanaan ini kedepan sudah harus jadi referensi kita sehingga semua peserta yang ikut sosialisasi akbar ini nantinya akan dapat emblem sebagai bukti bahwa keluarga sudah mengikuti pendidikan mitigasi bencana. Kedepan program yang sama untuk keluarga yang belum pernah ikut. Kita berharap sampai dengan 3-4 tahun, seluruh keluarga di Ambon sudah ikuti pendidikan mitigasi bencana. Mungki setahun dua sampai tiga kali kita lakukan,” akuinya.
Sosialisasi dan edukasi kebencanaan itu menghadirkan Dr Ferad Puturuhu (Unpatti), Dr Daryono (kepala stasiun geofisika Karang Panjang Ambon), Dr Sri Hidayati (Kementerian ESDM) tentang kondisi aktual gempa Ambon 2019; Dr Ivonne Radjawane, Dr Hamzah Latief dan Ir Wilham Louhenapessy tentang potensi gempabumi dan tsunami di Ambon; Dr Harkunti Rahayu, Prof Dr Jan Sopaheluwakan dan Dr Lilik Kurniawan tentang Ambon Wake Up Call untuk bencana. (MR-02)
Comment