AMBON,MRNews.com,- Walikota Ambon Richard Louhenapessy mengingatkan bahwa 5 tahun kedepan Ambon akan bersaing dengan kota-kota lain di Indonesia.
Hal itu akan menjadi problem ketika pemimpin dan masyarakat tidak siap, tentu akan tertinggal. Karena perubahan itu akan datang terus, demikian pula kemajuan.
“Jadi kalau saudara tidak persiapkan diri, akan tersingkir, karena perubahan datang terus. Dari tempat ini saudara akan lihat apa yang bisa kita petik dari konsep ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi). Ambon kita buat sesuai kondisi yang ada,” ungkapnya
Kedepan tantangan yang paling berat yaitu saat masuk pada kondisi smart city atau kota cerdas. Dirinya minta mulai dari camat, kades sampai ketua-ketua saniri dan BPD harus pahami apa itu Smart City.
“Jangan kita memahaminya secara verbalistis, tapi kita tidak mengerti. Kedepan seluruh kota akan bersaing. Kita bersyukur dari 540 kota ada 100 kota yang dijadikan pilot project. Ambon termasuk satu diantara 100,” tandasnya saat memotivasi peserta Bimtek
Tujuan akhir Smart City adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya,
Inti dari kota cerdas sangat simpel, yaitu inovatif dan penggunaan teknologi.
“Pikiran itu dia harus terus mengalir sampai di desa, kelurahan dan negeri. Jangan sampai kota sudah smart tapi dibawah belum bisa mendukung. Tantangan paling berat itu pertama, infrastruktur. Kedua sumber daya manusia,”ucapnya.
Walaupun ada tantangan, menurut Walikota, jika para pimpinan desa/kelurahan/negeri dan camat mau dorong kota ini menjadi kota maju, tidak ada pilihan lain, hanya dengan kolaborasi.
“Kalau tidak ada duit, kolaborasinya harus dengan swasta. Kalau kita punya sumber daya terbatas, kolaborasinya dengan institusi akademik /institusi pendidikan. Jangan merasa ini paling hebat,”ucapnya.
Pada kesempatan itu, dirinya menegaskan, Pemerintah pusat juga butuh pemerintah daerah dalam upaya mempercepat kemajuan kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, ada dua hal yang pertama Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), dimana pendekatan pengelolaan keuangan itu lewat pendekatan digitalisasi dengan yang berintegrasi.
“Artinya, pengelolaan keuangan pemerintah daerah sekarang berat. Seluruh terintegrasi untuk itu,” tandasnya saat memotivasi peserta Bimtek Nasional Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa Serta Peningkatan Kapasitas Leadership Bagi Aparatur Pemerintah Desa dalam Pembangunan Desa di Hotel Aston Tropicana Bandung, Kamis (21/10).
Kedua, sambungnya, kolaborasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah itu apa.
“Akan kita gunakan pusat data nasional yang dikenal dengan 1 data, sehingga data ini akan seragam secara bersama untuk mendorong kita dalam mengambil kebijakan-kebijakan,” bebernya
Karena itu, Walikota katakan, jangan takut berinovasi. Kalau salah, itu biasa. Asal jangan sengaja membuat kesalahan salah.
“Saudara akan matang dari kesalahan dan kekurangan itu. Tapi kalau saudara sengaja membuat kesalahan itu, itu berbeda, karena itu urusan pidana,” pungkasnya. (MR-02)
Comment