AMBON,MRNews.com,- Sebanyak 321,81 ribu jiwa atau 17,87 persen masyarakat Maluku per bulan Maret 2021 masih dibawah garis kemiskinan. Persentase tersebut lebih rendah dibandingkan September 2020 sebesar 17,99 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku Asep Riyadi katakan, pada Maret 2021, BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Maluku berkurang 0,6 ribu jiwa jika dibandingkan bulan September 2020 yang sebesar 322,40 ribu jiwa.
“Jika dibandingkan keadaan Maret 2020, jumlah penduduk miskin di Maluku meningkat sekitar 3,63 ribu jiwa dan persentase penduduk miskin juga mengalami peningkatan sebesar 0,43 persen poin,” tandas Asep dalam keterangannya secara virtual, Kamis (15/7).
Dijelaskan, penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2020 tercatat sebesar 272,03 ribu jiwa. Jumlah ini turun 0,5 ribu jiwa dibandingkan September 2020 yang menunjukkan angka 272,53 ribu jiwa.
Sedangkan penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2021 tercatat sebesar 49,78 ribu jiwa. Jumlah ini berkurang 0,09 ribu jiwa dibandingkan periode September 2020 yang menunjukkan angka 49,87 ribu jiwa.
“Dilihat dari persentase, tingkat kemiskinan di perdesaan Maret 2021 sebesar 26,96 persen, turun dibandingkan September 2020 sebesar 27,06 persen. Untuk tingkat kemiskinan di perkotaan pada Maret 2021 sebanyak 6,29 persen atau turun dibanding September 2020 6,36 persen,” bebernya.
Menurut Asep, besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per bulan dibawah garis kemiskinan.
Dimana, selama periode September 2020-Maret 2021, garis kemiskinan (GK) Maluku naik sebesar 2,45 persen yaitu dari Rp 573.685 per kapita per bulan pada September 2020 menjadi Rp 587.730 perkapita per bulan pada Maret 2021.
“Dengan memperhatikan GK yang terdiri atas garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non-makanan (GKNM) maka peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan),” terang Asep.
Pada Maret 2021, tambah Asep, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 74,33 persen.
“Masih besarnya porsi makanan dalam struktur pengeluaran penduduk adalah karakteristik penduduk miskin yaitu penghasilan penduduk lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan paling dasar seperti makanan dan minuman daripada hal lain seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, pakaian hiburan dan investasi,” pungkasnya. (MR-02)
Comment