AMBON,MRNews.com,- Setelah diletakan batu penjuru pembangunan pada tahun 2009 lalu, akhirnya 10 tahun kemudian tepatnya Desember 2019 bangunan megah berlantai tiga, dengan balutan arsitektur modern dan tradisional, Gereja Imanuel Karang Panjang Klasis Kota Ambon ditahbiskan atau diresmikan penggunaannya dalam ibadah Minggu, (8/12/19).
Sebelum peresmian, terlebih dahulu dilakukan prosesi para pendeta dan majelis dengan membawa alat-alat sakramen dari gedung Gereja Anugerah menuju ke Gereja Imanuel bersama umat. Sebagaimana arti namanya, Imanuel: Allah Beserta Kita, sehingga meski proses pembangunan dengan tantangan dan hambatan serta menelan biaya besar tetapi bisa disertai hingga kini selesai.
Peresmian Gedung Gereja Imanuel dilakukan langsung Gubernur Maluku Murad Ismail dan Ketua MPH Sinde GPM Pendeta A.J.S Werinussa, dengan penekanan tombol sirine diikuti terbukanya papan nama Gereja serta penandatanganan prasasti Gereja. Werinussa sekaligus mentahbiskan dan memimpin ibadah perdana di gedung Gereja tersebut.
Saat peresmian, Werinussa bersyukur gedung Gereja Imanuel bisa ditahbiskan kendatipun gempabumi masih melanda daerah ini. Sebab pembangunan gedung gereja bagi warga GPM sangat strategis dan penting. Jemaat-jemaat GPM akan melakukan apa saja bagi kepentingan pembangunan gedung gereja.
“Keberhasilan membangun gedung gereja juga salah satu ukuran pertumbuhan jemaat sebagai orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan. Melalui pembangunan, warga gereja juga belajar mengkoordinir dan mengkonsolidasi semua potensi yang dimiliki,” ujarnya.
Pembangunan gedung gereja diakuinya sebagi miniatur pembangunan jemaat itu sendiri. Namun disadari, tantangan pembinaan kedepan terkait pelayanan makin berat. Maka perlu meningkatkan pembinaan kepada umat lewat keluarga-keluarga, terutama tantangan pembinaan generasi muda teramat penting untuk menciptakan generasi cerdas intelektual dan spiritualitas. Belum lagi tantangan dalam memelihara dan mengembangkan kerukunan sosial.
“Pada perspektif itu, gedung gereja dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Kebiasaan suka datang ke gereja perlu didorong dan dibiasakan sejak dini. Karenanya gedung gereja baiknya ramai dengan aktivitas warga jemaat. Dengan kedudukannya di ketinggian dan memiliki view indah, sebaiknya juga gedung gereja Imanuel kedepan ditata sebaik mungkin menjadi destinasi wisata rohani di GPM. Misalnya pada pilar beton di depan, sebaiknya diletakan rumusan doa Bapa Kami dalam berbagai bahasa lokal di wilayah GPM,” ungkapnya.
Sementara Gubernur Maluku menyatakan, keberadaan rumah ibadah merupakan sebuah anugerah dan berkah. Sebab setiap rumah ibadah merupakan simbol dan tanda kehadiran Tuhan yang dimuliakan dalam ibadah maupun persekutuan jemaat. Rumah ibadah bukan sekedar bangunan megah yang dibangun dengan kerja keras dan kerjasama serta menelan biaya tidak sedikit, melainkan dibangun dengan iman, kasih dan pengharapan serta selalu andalkan Tuhan.
“Saat saksikan peresmian gedung Gereja Imanuel ini maka sesungguhnya kita sedang melihat kebaikan Tuhan bagi umat manusia khususnya para pelayan dan jemaat GPM Imanuel Karpan. Demikian pula gedung Gereja ini diharapkan dapat menjadi pusat pembentukan karakter dan moral umat dalam menghadapi dinamika perkembangan zaman yang kian pesat dan kompleks. Serta iman kita semakin kuat seperti batu karang yang teguh sehingga walau datang bencana, umat tak mudah goyah dan hilang harapan sebab Tuhan selalu serta,” tukas Murad.
Ketua Panitia Peresmian dan Pentahbisan Marthin Jonas Maspaitella mengaku, secara spesifik gedung Gereja Imanuel ini merupakan perpaduan antara arsitektur modern dan tradisional. Dengan memiliki tiga kubah diatas sebagai simbol ketritunggaLan bagi Gereja di Maluku.
“Kami mohon kepada MPH Sinode dan Gubernur agar kiranya pada waktunya bisa ditetapkan Gedung Gereja Imanuel sebagai situs pekabaran injil GPM. Sebab ada monumen abu jenazah pendeta asal Jepang Ryohichi Katoh di dekat tiang lonceng gereja. Dimana yang bersangkutan bernazar saat menjadi penginjil bahwa abu jenazahnya kelak akan dititipkan dalam jemaat Imanuel Karpan sebagai tanda pengutusan Tuhan untuk melayani umat,” beber dosen Fisip UKIM. (MR-02)
Comment