by

Relokasi Pedagang, Wally Ingatkan Indag Jangan Cari Untung

AMBON,MRNews.com,- Relokasi pedagang di pasar Mardika ke pasar Passo, Ole-ole Tantui dan Tagalaya dalam kepentingan revitalisasi pasar belum sepenuhnya dilakukan karena pedagang masih bandel, padahal sudah ada sosialisasi rutin.

Memang, sebagian kecil pedagang sudah pindah, namun banyak masih pula yang berjualan. Padahal deadline toleransi membongkar sendiri lapaknya dan pindah hari ini.

Meski begitu, anggota DPRD Kota Ambon Yusuf Wally tetap mengingatkan dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) sebagai penanggungjawab relokasi pedagang untuk tidak cari untuk dalam proses itu, apalagi ditengah pandemi Covid-19 yang mana sektor ekonomi ikut terdampak.

“Sesuai kata akhir fraksi PPP-PKS dalam rapat paripurna Senin kemarin, satu poin yang dimuat terkait revitalisasi pasar Mardika. Jangan sampai pada saat kondisi Covid-19 saat ini semua orang semakin susah, kemudian ada orang lain menari-nari mencari keuntungan dibalik ini,” beber Wally di DPRD, Rabu (26/8).

Terkait revitalisasi diakuinya, masyarakat yang disuruh pindah ke Passo dan beberapa lokasi, bukan menolak. Sebab mereka tidak akan mungkin melawan pemerintah. Tapi yang diinginkan jika ada lokasi yang dibangun oleh pemerintah kenapa tidak bisa difungsikan, misalnya pasar Apung.

“Kalau masalah mobil proyek masuk dan terhalang pedagang didepan jalan, mereka sebenarnya pedagang didalam. Tetapi ada pembiaran. Berarti pertanyaan saya, ada apa dibalik itu?. Kalau seperti Sekkot punya keinginan pasar apung difungsikan untuk pedagang, yah jalan saja dengan itu,” tegasnya.

“Malah dibelakang pasar Apung 1 itu dibangun bangunan baru untuk relokasi dari gedung putih. Khan tidak elok. Orang dari gedung putih dipindahkan disamping, lalu orang lama yang duduk didepan itu yang tempatnya tidak gratis, malah harus dipindahkan ke tempat lain,” sambung politisi PKS.

Bila demikian adanya nanti tidak sesuai yang diharapkan menurutnya, pemerintah tidak memiliki jiwa untuk kebersamaan dengan rakyat.

“Pertanyaan besar saya, jikalau tempat itu dikosongkan kedepan, siapa yang mau duduki tempat itu??. Lalu keuntungan itu siapa yang mau jual?? siapa yang melakukan pengawasan? apakah Indag boleh jujur, terbuka untuk hal ini?. Harus kita jujur sama-sama. Jangan sampai tempat ini dibongkar, kemudian dibiking baru lalu dijual kembali. Siapa yang dapat untung??,” tanya Wally.

Karena itu, anggota DPRD asal dapil Ambon II menduga pasti ada sesuatu yang tidak beres dalam proses tersebut. Hanya memang belum ditemukan bukti. Jika didapat, tentu Indag akan kena getahnya.

“Kadishub dan Sekdis Indag sampaikan mau dudukan sama-sama antara yang jual sembako, bumbu dll. Lalu kenapa dalam terminal pedagang jual sembako, pakaian, aksesoris jadi satu. Siapa yang tidak konsisten?. Semasa masih ada pedagang dalam terminal Mardika dan Batumerah, orang pasti berjualan terus. Percaya,” ingatnya.

Soal data pedagang, Wally mengaku, akan konfirmasi langsung data dari Sekdis Indag terkait pedagang di pasar Apung 1,2 dan 3 dengan data riil di pasar. “Jika itu saja tidak sinkron, maka ada sesuatu yang disembunyikan Indag. Bukan masalah 40 orang yang tidak mau direlokasi,” kuncinya. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed