by

PKL Terminal Mardika Enggan Direlokasi ke Pasar SNI

-Kota Ambon-493 views

AMBON,MRNews.com,- Pedagang Kaki Lima (PKL) malam yang sebelumnya berjualan didalam Terminal Mardika pasca ditertibkan Satpol PP dan Dinas Perhubungan bekerjasama dengan TNI/Polri beberapa waktu lalu, enggan direlokasi atau dipindahkan pada lima (5) pasar yang telah dibangun di kota Ambon kategori ber-Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni di Airlouw, Air Kuning, Waiheru, Hutumuri dan Wainitu.

Para PKL beralasan tipe penjualan mereka notabene menjual pakaian, aksesoris, perlengkapan sekolah atau kantor, dan sejenis tidak cocok dan jauh dari jangkauan pusat kota yang pembelinya lebih banyak, ketimbang di pasar SNI yang jelas diperuntukan untuk berjualan sayur, buah, bumbu dapur dan sebagainya. Selain memang daya tampung pasar SNI tidak cukup berbanding dengan jumlah PKL yang kurang lebih 700 orang sesuai data Disperindag.

“Bagaimana bisa kami dipindahkan ke pasar yang jelas tipenya tidak cocok dengan kita punya jualan. Apalagi jauh dari pusat kota dan pembeli juga pasti tidak akan ada. Kita tidak dapat untung dan malah menyusahkan. Kami minta Pemkot bijak soal kami yang pedagang malam ini,” ujar Ayu, pedagang malam Terminal Mardika.

Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Ambon, Yanes Aponno mengakui memang PKL malam didalam Terminal Mardika enggan pindah ke pasar SNI. Sebab ada berbagai alasan salah satunya tipe pasar tidak cocok dengan jualan mereka dan kapasitas pedagang sangat banyak mencapai 700 orang.

“Memang pernah kita lakukan pertemuan untuk membijaki para pelaku usaha ini, dimana mereka sudah pernah datang ke Disperindag. Saya bilang memang mereka itu ada dalam jumlah kurang lebih 700 pelaku usaha, biasanya aktifitas diatas jam 5 setelah mobil tidak lagi melakukan aktifitas didalam terminal. Sehingga memang kalau itu kami pindahkan mereka ke pasar yang baru memang tidak cukup dan tipe penjualan mereka tidak cocok untuk pasar SNI yang baru kita bangun,” jelasnya kepada awak media di ruang kerjanya, Jumat (5/7/19).

Dirinya mengakui memang ini kendala utama sehingga diusulkan sebaiknya langsung pedagang ketemu Walikota, sehingga mungkin ada arahan dan solusi dari beliau. Meski ada pasar SNI di lima tempat yang sudah dibangun pemerintah bagi pedagang, tetapi pedagang menolak pindah.

“Mereka katakan, tipe penjualan tidak cocok untuk pasar SNI, karena pasar itu lebih banyak ke orang jual kebutuhan hari-hari, sementara mereka kebanyakan jual pakaian, hiasan dan sebagainya, dan memang tidak cocok sama sekali. Maka saya arahkan ketemu pak Walikota untuk mendapat solusi seperti apa,” paparnya.

Ditambahkan Aponno, PKL yang masih berjualan dalam terminal namun posisinya sudah mundur ke belakang adalah mereka yang masih punya lapak saja, berdasarkan ketentuan dan dianjurkan dinas perhubungan (Dishub), sedangkan lainnya tidak. “Awalnya kita tidak dilibatkan dan pada waktu itu Dishub yang menertibkan mereka. Untuk terminal kompeten adalah Dishub karena lapak-lapak yang ada di terminal semuanya itu, awalnya diambil ahli Dishub untuk pasang lapak dan seterusnya,” beber Aponno. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed