by

Pemkot Awali Safari Natal di Kecamatan Nusaniwe

AMBON,MRNews.com,- Kecamatan Nusaniwe menjadi pembuka safari Natal tahun 2019 Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon selama lima hari berturut-turut bersama perangkat penyelenggara pemerintahan di kecamatan, desa/kelurahan dan negeri serta masyarakat. Safari Natal dilakukan di area pengeringan samping kuliner Tapal Kuda, Kawasan Air Salobar, Selasa (17/12/19) malam. Besoknya (hari ini-red), giliran ke kecamatan Teluk Ambon berlokasi di Kompi C Wayame.

Dalam sambutannya, Walikota Ambon Richard Louhenapessy katakan, hari ini (kemarin-red) Pemkot awali Safari Natal di kecamatan Nusaniwe dalam rangka bertatap muka dengan para perangkat penyelenggara pemerintahan maupun stakeholder lainnya yang ada pada kecamatan-kecamatan dalam wilayah Pemkot termasuk masyarakat. Maka secara lima hari berturut-turut mulai dari Nusaniwe, Safari Natal akan berakhir di kecamatan Leitimur Selatan (Leitisel).

“Pelibatan stakeholder kecamatan, desa, negeri dan kelurahan karena setiap kali kita mempersiapkan diri menyambut Natal itu menjadi suatu kebahagiaan bersama. Orang sambut Natal dengan sukacita ditandai pernak pernik luar biasa sebagai ungkapan kesukacitaan kita dalam perspektif umat Kristiani kepada Yesus. Tidak masalah. Namun itu tidak pengaruhi kecintaan kita kepada Yesus sebagai putra Natal. Sebab lebih penting adalah menyediakan hati untuk Tuhan,” ungkap Walikota.

Ini penting disampaikan karena menurutnya, oleh Bimas Kristen Kementerian Agama lewat salah satu lembaga survey independen melakukan survey dan penelitian tentang dinamika spiritualitas generasi muda Kristen di Indonesia, dimana hasilnya sangat menghebohkan. Karena 50 persen generasi millenial Kristen tidak lagi suka ke gereja.

Salah satu alasan karena sekolah menyita waktu atau perhatiannya kurang lebih 21,04 persen, beban sekolah dan tugas-tugas tinggi. Kedua, sebab program ibadah bagi kaum mudah dirasakan tidak lagi menarik atau tidak relevan dalam kehidupannya kurang lebih 13,9 persen dan ketiga, jika ke gereja mereka tidak dapat teman sejawat untuk berkomunikasi 11,2 persen.

“Kita bersyukur di Ambon kalau anak-anak muda kita masih banyak ke gereja. Tetapi hasil survey ini merupakan sebuah kesimpulan penelitian dari kehidupan generasi Kristen secara makro di Indonesia. Kita bersyukur di Ambon anak kita masih dengar-dengar. Itu karena keberhasilan pembinaan gereja melalui keluarga-keluarganya. Tapi di banyak tempat, hal ini menjadi tantangan tersendiri,” ungkap Louhenapessy. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed