by

Om Lucky Somae & Lonceng Tiga yang Tak Kunjung Berdentang

-Agama-14,467 views

(oleh : Olivia Manduapessy & Falantino Eryk Latupapua)

AMBON,MRNews.com,- Pukul 06.30 Wit kemarin di Gereja Maranatha-Ambon, kami sedang mempersiapkan diri untuk melayani Ibadah Minggu (1/3/2020) yang akan berlangsung.

Doa persiapan sudah selesai dilakukan dan menunggu dentangan lonceng tiga (3) dibunyikan untuk kami memulai ibadah.

Tapi apa yang terjadi? Dan menjadi pertanyaan bagi kami? Bapak Lucky dimana? Mengapa Bapak Lucky seng membunyikan lonceng? Ini sudah jam 06.30 ?. Dan kami pun meminta bantuan Ma Wies, petugas gereja untuk mencari Bapa Lucky.

Ternyata Ma Wies menemukan Bapak Lucky telah jatuh tergeletak di Balkon Gereja Maranatha dengan menggunakan pakaian tugas/jabatan (baniang).

Kejadian ini pun membuat ibadah kami terlambat dimulai karena harus membawa Bapak Lucky ke RS Sumber Hidup GPM.
Dan meminta pertolongan Tuhan, akhirnya Ma Wies pun membunyikan lonceng tiga pertanda untuk kami memulai ibadah Minggu itu.

Tak berapa lama, kabar dukacita itu pun datang ketika kami mempersiapkan diri untuk masuk dalam doa syafaat. Dan, serentak membuat kami semua selaku pelayan terkejut. Sedih menghampiri mengenang almarhum.

“Satu saja yang bisa kami sampaikan, bahwa kita tidak akan pernah tau apa yang menjadi rencana Tuhan dalam hidup ini. Sampai kapan kita ada didunia ini dan kapan kita akan meninggalkan dunia ini. Tetap bersyukur untuk hidup ini dan tetap meminta pertolongan Tuhan untuk menuntun seluruh perjalanan kehidupan kita,” tulis Olivia.

Setia Sampai Akhir & Bertahan Pada Pilihan Melayani Tuhan

Pagi ini (kemarin-red) sekitar pukul 07.16 Wit, saya terbangun dan mendapat kabar mengejutkan lewat grup Whatsapp pelayan musik bahwa Om Lucky meninggal dunia. Om Lucky adalah kostor di Gereja Maranatha Ambon tempat saya melayani.

Kostor adalah petugas gereja yang mengabdikan dirinya untuk mempersiapkan gedung gereja dan segala isinya untuk pelaksanaan kebaktian.

Ternyata Om Lucky ditemukan sudah meninggal di menara barat Gereja saat sedang melaksanakan tugasnya membunyikan lonceng tanda panggilan ibadah. Jemaat dan pelayan telah bersiap namun lonceng ketiga yang menandakan kebaktian dimulai tak kunjung berdentang.

Seorang rekannya menemukan Om Lucky telah terbaring ditangga dengan tali lonceng yang menggantung didekatnya dan rangkaian kunci gedung gereja di tangannya.

Bagi saya, cerita kepergian beliau adalah suatu narasi yang amat heroik tentang kesetiaan dan bertahan sampai akhir. Beliau setia pada tugas yang mungkin bagi dunia terlihat kecil dan tidak berarti.

Bahkah maut menjemput beliau pun saat tengah bertugas pada hari Minggu, mengenakan seragam kebanggaan yang dikenakannya sendiri dan tidak lagi dilepas oleh mereka yang membersihkan jenazahnya.

Kesetiaan, padanan bahasa Inggrisnya “faithful”, adalah sikap bertahan dengan sungguh-sungguh atas sesuatu pilihan. Sikap bertahan itu lahir dari keyakinan yang sungguh-sungguh tentang bagaimana seharusnya seseorang hidup dan bekerja.

Pada orang-orang sederhana seperti Om Lucky, kita bisa menemukan teladan tentang nilai dan karakter kesetiaan itu. Setia sampai akhir, bertahan pada pilihan, adalah sesuatu yang dicari dan diinginkan manusia namun tak sedikit yang menemukan kesulitan besar untuk mempraktekkannya dalam tindakan nyata.

“Selamat jalan, Om Luck. Terima kasih atas segala bantuan dan pelayanan untuk kami semua. Terima kasih atas pijatan dan siulan merdu yang dibagikan tiap saat bagi kami semua,” kisah Falantino dilaman facebook miliknya. (**)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed