AMBON,MRNews.com,- “Jang lia harta labe dari sudara” (=jangan memandang harta lebih dari saudaramu), “tagal itu barang buang-buang” (=karena itu barang yang dapat habis), “mar sudara nih kekal” (=tetapi saudara itu kekal).
“Batul, kepeng bisa bali sagala rupa macang” (=benar, uang bisa membuat kita membeli apa saja), “mar tar bisa bali sudara” (=tetapi tidak bisa membeli seorang saudara).
“Jang lia harta labe dari sudara” karena “tar bawa akang sampe dalang kubur” (=tidak bisa membawanya ke dalam kubur), “mar sudara nih hidop mati lai tar bisa lapas” (=saudara itu hidup dan matipun tidak bisa dilepaskan).
“Kalu mau biking bae, biking par sudara, bukang par harta yang tar pung nyawa tuh” (=berbuat baiklah kepada saudaramu, bukan kepada hartamu yang tidak bernyawa).
“Sudara tuh bisa rasa, jang kira itu tembok la bajang seng stom” (=saudara itu punya perasaan, jangan dikira tembok lalu ketika berpapasan tidak menyapanya).
“Jang tagal harta la konci pintu dari sudara” (=jangan karena harta anda mengunci pintu rumah dari saudaramu).
“Lia harta labe dari sudara” (=memandang harta lebih dari seorang saudara), merupakan nasehat untuk mengajari kita “hidop bae-bae” (=hidup baik-baik), “hidop barbage” (=hidup berbagi), “tau angka syukur” (=tahu bersyukur).
Sebab tidak baik “kalu harta biking basudara tacere” (=jika harta membuat orang saudara terpisah). “Se tanding mas sakapal lai, kalu tacere deng sudara, tar guna e” (=walau anda pamer harta melimpah, tetapi bila terpisah dari saudaramu, tiada gunanya).
“Pi sumbayang saribu kali lai, kalu tacere hidop sudara, Antua jua goyang kapala” (=seribu kali anda beribadah, tetapi jika terpisah dari saudara, Tuhan geleng kepalaNya).
“Jadi jang lia harta labe dari sudara” karena “harta tuh abis mar sudara sampe tanah tutu mata” (=harta itu habis tetapi saudara itu kekal).
Salamat Har’ Sadu, 4 September 2021
Pastori Ketua Sinode GPM Jln Kapitang Telukabessy-Ambon
Elifas Tomix Maspaitella (Eltom). (**)
Comment