by

BTM Batal, Legislator NasDem Minta Vaksin Anak-Remaja Ditangguhkan

AMBON,MRNews.com,- Batalnya rencana belajar tatap muka (BTM) karena Pandemi Covid-19 dan berlakunya PPKM level III akibat perpindahan zonasi yang dinamis, maka proses belajar mengajar masih tetap daring atau online.

Karena itu, wakil ketua komisi I DPRD kota Ambon Mourits Tamaela minta proses penyuntikan vaksin terhadap anak-remaja usia 12-17 tahun oleh dinas kesehatan (Dinkes) kota Ambon agar sementara ditangguhkan.

“Vaksinasi bagi anak remaja itu urgensinya apa?. Sedangkan tingkat aktifitas mereka diluar rumah minim. Rata-rata semua mereka belum masuk sekolah belajar tatap muka, masih daring atau online,” tandas Tamaela kepada awak media di DPRD, Sabtu (7/8).

Menurutnya, sejak tahun lalu hingga kini, anak-anak lebih banyak beraktivitas dan belajar di rumah dengan pantauan ketat dari orang tua. Karena ada kekhawatiran mereka keluar dan terpapar Covid-19.

“Peran itu mampu dilakukan orang tua dengan baik. Maka untuk saat ini vaksinasi bagi anak remaja dirasakan belum perlu. Lagipula vaksin bagi mereka bukan hal wajib, tergantung kesediaan,” terangnya.

Dikatakannya, tidak semua kebijakan pusat harus diikuti sebab tergantung situasi dan kondisi tiap daerah masing-masing. Dimana kebijakan diatas, selalu melihat dengan kacamata “Jawa Sentris” yang memang penyebaran kasusnya sangat tinggi.

Apalagi tambahnya, belum dilihat uji kelayakan vaksin Sinovac dan AstraZaneca yang sering dipakai orang dewasa ke anak remaja. Hal ini yang dikhawatirkan orang tua. Sebab tingkat ketahanan tubuh anak remaja, berbeda dengan orang dewasa, 17 tahun keatas.

“Vaksin yang sering dipakai, Sinovac dan AstraZaneca pun ada efeknya bagi orang dewasa. Bagaimana ketika vaksin itu disuntik ke anak-anak?. Kecuali vaksin ini khusus vaksin anak. Ini kan vaksin umum yang telah digunakan sebelumnya bagi masyarakat umum,” ingat politisi NasDem itu.

Memang vaksin akuinya, baik dan positif bagi orang dewasa untuk memperkuat imun tubuh. Namun untuk anak remaja, sebaiknya dipertimbangkan kelanjutannya jika sudah berjalan. Atau bila belum, dikaji ulang.

DPRD baik komisi maupun Pansus menurut Tamaela, akan undang mitra untuk melihat semua hal ini. Karena bilamana sudah dilakukan vaksin bagi anak remaja, harus dipastikan terstruktur secara masif dan tidak ada efek sampingnya.

“Alangkah baiknya pemerintah dan Satgas Covid-19 fokus saja vaksin ke orang dewasa untuk mencapai target. Serta mengevaluasi dampak vaksin bagi tingkat kasus Covid-19 turun atau tidak. Kalau masih fluktuasi, maka baiknya tingkatkan 3T, edukasi Prokes dan intens vaksin orang dewasa,” pungkasnya. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed