AMBON,MRNews.com,– Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI menegaskan, pengeboran panas bumi tidak memicu terjadinya gempabumi 6,5 SR di Maluku 26 September. Menurut Kepala Sub Direktorat Peringatan Dini BNPB Abdul Muhari, aktivitas gempa merupakan aktivitas dari bidang patahan.
“Hal ini perlu diperjelas untuk menepis pemberitaan salah satu media mengenai pendapat warga yang menyebutkan pengeboran panas bumi memicu gempa Ambon dan sekitarnya beberapa waktu lalu. Media tersebut mengutip salah satu opini warga di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Selasa (29/10),” ujar Muhari dalam rilisnya yang diterima media ini, Selasa (29/10/19).
Disebutkan, bahwa Warga Suli, Tulehu dan Liang, Kabupaten Malteng, menduga aktivitas pengeboran energi panas bumi, yang dilakukan sejak 2010 di wilayah mereka merupakan salah satu faktor pemicu gempa bumi yang dialami warga mulai dari Kota Ambon, hingga Pulau Seram.
Padahal analoginya menurut Muhari, jika beberapa meja disusun saling bersinggungan, ketika satu sisi meja didorong maka seluruh meja akan bergerak. Bidang gempa adalah sisi meja, sedangkan episenter adalah titik awal mendorong meja.
“Pergerakan dari bidang gempa ini dipengaruhi oleh tekanan atau regangan bidang-bidang yang saling bersinggungan, bukan faktor eksternal yang bersifat lokal seperti aktivitas pengeboran” kata Muhari.
Muhari menambahkan bahwa sejauh ini, belum ada kajian yang memperlihatkan ada efek dari kegiatan pengeboran dalam memicu kejadian gempa bumi. Sehingga penting ditekankan bahwa kejadian gempa Ambon adalah murni fenomena sesar aktif, bukan faktor lain.
“BNPB saat ini bekerjasama dengan ITB dan BMKG memasang 11 seismograf untuk melakukan pemantauan dan penelitian di wilayah Ambon dan sekitarnya. Pemantauan dan penelitian tersebut bertujuan agar dapat memetakan dengan lebih detail karakteristik sesar aktif di Ambon sehingga mitigasi kedepan lebih terarah dan terukur,” bebernya. (MR-02)
Comment