AMBON,MRNews.com,- Kejadian penghadangan dan ambil paksa jenazah pasien COVID-19 HK (57) oleh sejumlah pihak mengatasnamakan keluarga dan warga didepan RM Arema Jalan Jenderal Sudirman Batumerah, Jumat (26/6) kemarin, berpotensi jadi cluster baru penyebaran COVID0-19 di Kota Ambon.
“Dengan peristiwa kemarin di Jalan Jenderal Sudirman itu karena almarhum sesuai hasil Swab positif COVID-19 maka pasti akan terjadi cluster baru penyebaran. Itu sudah pasti,” kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID-19 Kota Ambon Syarif Hadler.
Pasalnya kata Hadler, jenazah baru beberapa saat meninggal dan virusnya itu belum mati karena masih ada dalam cairan-cairan pada jenazah. Sehingga sudah pasti dinas kesehatan (Dinkes) akan melakukan tracing diwilayah-wilayah itu. Terutama di keluarga dan warga yang mengambil, membawa jenazah dan sebagainya.
“Kejadian itu sesuatu yang sangat menyedihkan apalagi dengan bahasa-bahasa yang sangat miris kalau didengar pimpinan lembaga/institusi. Dan mereka yang menghadang dan ambil paksa jenazah berpotensi dijerat pasal-pasal diaturan perundang-undangan,” kata Hadler di Balaikota, Sabtu (27/6).
Pemutusan rantai penyebaran COVID-19 ini sebutnya, hanya bisa dilakukan atas kesadaran masyarakat yang baik dan cukup dengan menaati himbauan dan anjuran protokol kesehatan. Sebab Dinkes punya kemampuan terbatas kalau masyarakat tidak mau mendukung.
“Karena itu sekali lagi kepada masyarakat kota Ambon khususnya saya himbau, tolong patuhi anjuran pemerintah, ikuti protokol kesehatan, keluar rumah dengan masker, jaga kesehatan keluarga dan rajin cuci tangan,” pinta Wakil Walikota Ambon.
Ditempat yang sama, kepala dinas kesehatan kota Ambon Wendy Pelupessy mengaku, mengenai jumlah hasil tracing satu orang berkontak erat dengan beberapa orang tidak bisa diprediksi.
“Kalau yang berkontak erat itu didalam satu rumah, kita bisa langsung melakukan Swab, tidak lagi Rapid tes. Yang kita anggap kontak erat didalam rumah misalnya 6-7 orang, langsung kita lakukan Swab. Nanti yang dia berkontak sedang, ringan sedang itu kita Rapid tes,” tukas Wendy.
Terpisah, ketua harian GTPP COVID-19 Provinsi Maluku Kasrul Selang menyatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinkes Ambon agar terlebih dahulu melakukan penyemprotan disinfektan pada seputaran kawasan penghadangan dan pengambilan paksa jenazah. Karena kemarin setelah peti dibuka, diangkat dan dibawa.
“Akan juga koordinasi dengan RT/RW. Soal prediksi hasil tracing, pasti banyak karena dilihat dari video dan segala macam,” jelasnya di kantor Gubernur. Apakah bisa jadi cluster baru COVID-19, dia enggan berspekulasi. “Katong seng mau spekulasi, mudah-mudahan tidak. Tapi dibeberapa tempat kemungkinan itu ada seperti di Makassar, Bandung,” tukasnya. (MR-02)
Comment