by

Ketua Klasis Pulau Ambon Resmi Nyatakan Maju Caketum Sinode GPM

-Agama-2,839 views

AMBON,MRNews.com,- Meski sidang Sinode ke-38 GPM dihari keenam ini masih ditahap pleno komisi dan proses pemilihan ketua MPH Sinode GPM rencananya baru akan dilakukan Senin atau Selasa nanti, namun dinamika soal calon-calon pemimpin GPM lima tahun kedepan mulai mengemuka.

Salah satu kandidat yang telah menyatakan diri resmi maju dalam pencalonan ketua MPH Sinode GPM adalah Ketua Klasis (Kekla) Pulau Ambon Pendeta Riko Rikumahu.

Kepada media ini di sela-sela persidangan, Jumat (12/2) pagi, Rikumahu mengaku, awalnya sebelum persidangan, tidak ada niat maju. Namun setelah menimbang, ada dorongan di Klasis dan berkontemplasi kurang lebih seminggu dengan melihat dinamika sidang ke-38 Sinode GPM, dirinya putuskan maju dalam pencalonan menjadi GPM 1.

“Karena beta merasa ini sudah waktunya juga untuk ambil keputusan dilevel lebih tinggi soal masa depan Gereja. Coba ikuti saja dari kemarin sampai tadi, pleno komisi ajaran Gereja. Carut marut ini. Satu minggu sebelum sidang dan sampai tadi beta lihat ada dimensi kekuasaan yang mengendap dikesadaran pendeta-pendeta di GPM,” tandas Rikumahu.

Orang (Pendeta-red) kata mantan ketua Klasis Tanimbar Utara itu, sudah mulai melihat jabatan-jabatan Gerejawi sebagai kekuasaan, tempat untuk orang berkuasa dan itu berbahaya. Karena substansi Gereja bisa bergeser.

“Orang mulai melihat menjadi Pendeta di GPM itu lapangan kerja. Maka cara pandang ialah Pendeta itu profesi. Maka dia akan meminta untuk dibayar profesional. Padahal konsep Gereja yaitu hamba. Beta didesak untuk aturan pokok GPM, kata gaji diganti upah. Sebab kita hanya buruh seperti buruh pelabuhan, yang kerja baru diberi upah dan makan. Itu yang harus dijaga. Hanya dengan cara itu Gereja bisa berfungsi,” ujarnya.

Sebab menurutnya, dari proses sidang Sinode hingga hari ini, beredar ada sekitar 5-6 nama yang ingin calonkan diri jadi ketua Sinode GPM. Maka perlu membuka rekam jejak satu per satu, siapa mereka.

“Beta pesimis dengan situasi yang terjadi saat ini. Pesimistis ini yang biking beta telah ambil keputusan untuk maju dengan segala macam resiko. Toh juga tidak pernah ada yang bisa pimpin Gereja ini secara sempurna, dia punya keterbatasan dan kelemahan. Berkaca dari kepemimpinan ketua Sinode sebelum-sebelumnya” terang Riko.

Terkini, masalah yang terjadi di Klasis Pulau Ambon Timur dan menjadi cakapan serius di Sidang Sinode dan dibreakdown pada panitia khusus (Pansus) menurutnya, ini sangat berpengaruh terhadap umat. Sehingga dalam situasi pelik ini, sikap maju sudah bulat.

Disinggung mengenai usia pensiun Pendeta, Rikumahu yang juga ketua komisi peraturan pokok GPM mengaku dalam rapat komisi sudah sepakat diusia 58 tahun, tinggal berproses di pleno. Dikorelasikan dengan komisi kriteria juga sama.

“Mungkin saja dalam pleno akan muncul wacana sekalipun dosen pensiun diusia 65 tahun, tapi usia maksimal saat mereka mencalonkan diri jadi ketua Sinode 58 tahun supaya sama. Kalau ini muncul saat pleno, tensinya tambah naik, beta sudah hitung pasti naik. Karena tensinya naik, beta mesti maju,” ungkapnya.

“Katong mesti siapkan solusi ditengah kebuntuan itu. Maka beta mesti maju. Katong tidak pernah bisa menjadi manusia sempurna tapi untuk bekerja katong masih bisa,” kunci Rikumahu.

Selain Rikumahu, nama-nama potensial lain namun belum nyatakan diri maju diantaranya Pendeta AJS Werinussa ketua MPH Sinode GPM saat ini, Pendeta Chr J Ruhulessin, Pendeta Cak Sapulette ketua Klasis Pulau Ambon Timur, Pendeta Ferry Nahusona, Pendeta Hendri Hetharie, Pendeta Elifas Maspaitella sekretaris umum MPH Sinode saat ini. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed