by

Benteng Amsterdam Hila Jadi Lokasi Diskusi Buku Karya Connie Rahakundini

AMBON,MRNews.com,- Sebuah karya  berupa buku yang ditulis dengan gaya sastra romantis dilahirkan analis militer dan pertahanan ternama, Connie Rahakundini Bakrie berjudul “Kepak Cinta Pengawal Langit” (Codardo Illuvia Salutem).

Buku ini pun dibedah secara mendalam lewat diskusi, hadirkan guru besar filsafat Universitas Pattimura Prof Aholiab Watloly, Lutfi Assyaukanie, PhD Dosen Universitas Paramadina, Vice Presiden OIC Youth Reza dan sang penulis, Connie Rahakundini Bakrie, dengan Keynote Speech Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Jum’at (5/11).

Menariknya, Fort Amsterdam di Negeri Hila Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah dipilih sebagai lokasi diskusi buku, karena alasan sejarah dan ingin ada sesuatu yang berbeda, mengangkat kearifan lokal Indonesia Timur.

Dikesempatan itu, Wakil ketua MPR Lestari Moerdijat mengaku, selain menyiratkan konsistensi Connie dalam dunia literasi dan edukasi pertahanan, yang menggambarkan betapa kuatnya perempuan, tetapi buku ini lahir juga karena terinspirasi dari sebuah tokoh perempuan Jepara, Ratu Kalinyamat yang begitu melegenda.

“Buku ini mengantar kita untuk berkelana dan mencintai. Sebab apapun posisi perempuan itu dan bentuknya, kelihatan tegar tapi hati tetap mendambakan cinta walau ditengah sunyi. Karena cinta mengatasi segalanya,” tandas politisi asal Partai NasDem itu.

Maluku kata dia, menjadi salah satu daerah yang dituju untuk diskusi buku dan monolog oleh Connie. Pilihan ini tidak salah karena Maluku memiliki peradaban sejarah, kekayaan dan potensi SDA yang luar biasa besar untuk terus dikembangkan.

Sementara itu, Gubernur Maluku Murad Ismail mengapresiasi Connie Rahakundini Bakrie yang mampu menembus sekat-sekat keraguan dan pesimisme terhadap perempuan dengan menghadirkan buku ini, selain juga mengulas sejarah dan bagaimana hadapi masa depan. 

“Bincang buku ini sangat spesial karena dilaksanakan di Benteng Amsterdam Hila yang bersejarah. Artinya, buku ini pula akan dikenang sebagai sebuah karya sejarah nantinya yang terus menginspirasi perempuan di Nusantara agar terus mengungkap fakta,” terangnya.

Dalam buku Kepak Cinta Pengawal Langit ini akui Murad, menyiratkan pesan penting bahwa ternyata peran perempuan begitu hebat di Nusantara, digambarkan pada sosok seorang “Illuvia”. Mereka tampil sebagai pemimpin yang alamiah, tidak ada tekanan dan kesempatan.

Sang penulis buku, Connie Rahakundini Bakrie mengaku, isu pertahanan harus dipahami semua kalangan, karena bukan isu ekslusif. Dan cinta adalah sebuah realitas yang tidak selalu habis untuk dibahas.

Karena itu, tokoh perempuan bersejarah dari Maluku dan Indonesia yang berjuang melawan penjajah, harus semangat mencari semua jejak mereka, muliakan kembali namanya dan membangkitkan semangat bahwa Indonesia bangsa yang hebat dan mampu berdiri sendiri.

“Saya bangga terhadap keramah tamahan negara ini, termasuk Maluku didalamnya. Betapa indahnya Maluku. Saya mengenal Maluku sebagai rumah sendiri karena hospitality sangat kuat. Belum ke Maluku saja sudah terinspirasi, apalagi sudah ke Maluku,” tandasnya.

Gaya menulis sastra romantis dalam buku ini dipakai menurutnya, karena dirasakan ilmu defense/pertahanan berat dan targetnya adalah anak muda.

“Namun dalam isinya, paling banyak diulas tentang sejarah, membangkitkan kemandirian/kehebatan perempuan dan bagaimana bangsa ini dibangun ke masa depan,” pungkasnya. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed