AMBON,MRNews.com,- Empat daerah di Maluku yang akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) 9 Desember 2020 dinilai rawan konflik. Keempatnya ialah Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Maluku Barat Daya (MBD), Kepulauan Aru dan Seram Bagian Timur (SBT).
Karena itu, Polda Maluku pada empat wilayah tersebut sudah jalani pengamanan dan bagi bagaimana pelaksanaan tugas. Yang secara tahapan oleh KPU saat ini masuki tahapan verifikasi berkas pendaftaran calon.
“Semua sampai sekarang tidak ada kejadian menonjol atau menjadikan terlambat tahapan. Bahkan untuk dukungan, bapak Gubernur sudah memerintahkan empat Kabupaten tersebut untuk segera mencairkan dana NHPD,” sebut Kapolda kepada awak media di Ambon, Jumat (18/9).
Bagi Jenderal Bahar, selama pantauan lapangan dan analisis intelijen, empat wilayah yang gelar Pilkada ada aspek-aspek kerawanannya. Meski begitu, untuk meminimalisir gesekan dan potensi konflik dimasyarakat, penting membangun sinergitas diantara semua elemen guna mewujudkan Pilkada aman, damai dan berdaulat.
“Jauh lebih penting adalah bagaimana kita bekerjasama baik penyelenggara, pihak keamanan maupun unsur lain untuk bersama-sama menciptakan rasa aman selama Pilkada. Saya yakin Insya Allah semua bisa kita jalani,” ungkap mantan Kapolda Sulbar.
Tak saja Kapolda, Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku Kasrul Selang juga menyatakan, sesuai analisis, semua daerah yang melaksanakan Pilkada rawan konflik. Selain juga rawan/berpotensi money politik dan penyebaran Covid-19.
“Kalau rawan, semua rawan. Sebenarnya berpotensi bukan rawan. Semua berpotensi terhadap tiga aspek arahan Mendagri dan Menkopolhukam dalam video confrence, selain rawan konflik, juga rawan money politik dan penyebaran Covid-19,” tandas Kasrul di Ambon, Sabtu (19/9).
Karena itu pemerintah, penyelenggara Pilkada maupun masyarakat semua lebih hati-hati untuk memastikan tiga potensi itu tidak terjadi selama proses dan tahapan Pilkada berjalan.
“Itu yang harus dilihat. Dulu kalau konflik terjadi cuma antar pendukung, konflik ASN dan TNI/Polri tidak netral, konflik pengerahan anak-anak dimasa kampanye. Tapi sekarang ada satu lagi yang namanya potensi penyebaran Covid-19. Ini yang kita harus hati-hati,” demikian Kasrul. (MR-02)
Comment