AMBON,MRNews.com,- Sempat deadlock berulang kali karena tidak ada titik temu hampir lima bulan, musyawarah daerah (Musda) DPD Golkar Kota Ambon lanjutan, Senin (1/2/21) di kantor DPD Golkar Maluku akhirnya tetapkan Max Siahay selaku ketua DPD pengganti Richard Louhenapessy.
Max ditetapkan pimpinan sidang Musda yang terdiri Z Matulessy, Ate Tuhepaly dan Sally deQueljoe merujuk hasil kerja steering committee (SC) Musda.
Manakala hanya mantan sekretaris DPD II Golkar kota Ambon itu yang memenuhi syarat dukungan pemilik hak suara Musda minimal 30 persen.
Namun keputusan Musda itu ditanggapi beberapa orang dekat salah satu kandidat ketua DPD II yang juga ketua DPRD kota Ambon Ely Toisuta (ET). Pasalnya, sebelum diskors, ada sejumlah persoalan yang belum tuntas karena masih terjadi silang pendapat.
“Sudah selesai. Katong datang sudah ketuk palu oleh pimpinan sidang yang tetapkan pa Max. Padahal skors itu, akan ditempuh mediasi antara DPD I dan para calon ketua. Tapi sama sekali itu tidak jalan dan beberapa keanehan lainnya,” ujar orang dekat ET yang enggan namanya terpublish di arena Musda.
Usai terpilih, Siahay kepada awak media katakan, apa yang terjadi selama ini dalam proses Musda karena adanya perbedaan pilihan dan itu bagian dari dinamika politik. Sebabnya, pasca momentum ini, semua yang berbeda harus bersatu kembali.
“Berbeda itu biasa, itu dinamika yang sering terjadi di Golkar dan membuat Golkar besar. Semuanya harus satu kembali. Tidak boleh ada lagi pengkotak-kotakan/hilang, saya akan rangkul semua. Jabatan itu sementara dan sistemnya rolling. Partai ini milik semua kader yang punya hak dan kewajiban sama,” jelas Siahay.
Hal pertama yang akan dilakukan akui Max yaitu konsolidasi internal struktural, lalu ke desa/kelurahan, kecamatan. Selanjutnya perkuat sinergitas. Sebab kota Ambon barometer untuk provinsi Maluku, maka sinergi kerja antara DPD kota dengan provinsi harus dijaga dalam semangat konsolidasi membangun partai.
“Golkar harus lebih baik kedepan, itu harapan kita. Maka target jangka pendek terkait Pilkada bila nanti jalan di 2022, Kota Ambon harus dimenangkan lagi oleh kader Golkar untuk menjadi Walikota gantikan pa Ris Louhenapessy. Sebab Golkar itu pemenang Pileg 2019 di Kota Ambon. Target kita juga pertahankan hasil Pileg 2019 pada Pileg 2024,” tegasnya.
Sementara Plt wakil ketua Koorbid Kepartaian DPD Golkar Maluku Boy Latuconsina mengaku, jalannya Musda yang menetapkan Max Siahay sebagai ketua DPD menjadi bukti kader Golkar sangat matang dalam mengelola dinamika yang terjadi diinternal partai.
“Musda ini juga yang sempat deadlock beberapa kali ini dan akhirnya jalan jadi bentuk kesadaran kolektif, karena dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan dan kebatinan yang menyejukkan untuk semua orang,” tukas mantan ketua DPD KNPI Maluku itu.
Pasca ini sebutnya, bisa saja ada rasa tidak puas dari para pihak, tapi sesuai arahan Ketua DPD Golkar Maluku yang dibacakan saat membuka Musda jelas dan tegas, bahwa Musda ini adalah proses untuk melahirkan bukan sekedar pemimpin partai, tetapi yang terpilih harus jadi pelindung bagi semua kader-kader potensial di kota Ambon.
“Harapannya semua pihak bisa terima hasil ini dan bersatu serta ketua terpilih secara proaktif bisa melakukan komunikasi untuk mengakomodir semua kader potensial Golkar yang mungkin hari ini berserakan pasca Musda. Kami yakini, proses ini akan melahirkan kedewasaan dan kematangan baru bagi partai Golkar di kota Ambon,” pungkasnya. (MR-02)
Comment