AMBON,MRNews.com,- Bupati Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) Petrus Fatlolon didampingi ketua dan anggota komisi B DPRD KKT, pimpinan SKPD, pekan kemarin memantau kondisi pasien yang terserang penyakit diare sekaligus lakukan inspeksi mendadak (Sidak) terkait kehadiran Aparatur Sipil Negara (ASN) di kecamatan Molu Maru. Alhasil, terdapat sejumlah ASN baik tenaga guru, tenaga medis dan ASN yang bertugas di kantor kecamatan maupun Puskesmas banyak tidak berada di tempat dengan alasan beragam.
“Pemerintah daerah dengan merujuk pada ketentuan PP Nomor 53 tahun 2010, akan menindak tegas ASN yang dinilai tidak bertanggungjawab dalam tugasnya. Terkait disiplin ini, kondisi yang sama terjadi hampir di semua desa yang ada di Kecamatan Molu Maru. Jika disiplin masuk keluar kantor sudah buruk, maka secara otomatis kinerja pun pasti buruk” jelas Bupati dalam rilis Humas Setda KKT yang didapat media ini, Kamis (23/1/2020).
Staf Ahli Bupati Staf Ahli Bidang Kesejahteraan Masyarakat Rosias R. M. Kabalmay yang ikut mendampingi Bupati menjelaskan, di desa Nurkat misalnya, saat rombongan Bupati tiba, penjabat kepala desa tidak berada di tempat, dan sesuai informasi dari masyarakat, kehadiran yang bersangkutan di desa hanya saat pencairan dana desa. Ironisnya ketika ada masyarakat yang terserang diare, penjabat tidak berada di tempat.
“Atas dasar itu maka Bupati langsung mengambil tindakan tegas memberhentikan yang bersangkutan dan melantik penjabat kepala desa yang baru pada hari yang sama. Dengan dilantiknya penjabat kepala desa baru maka diharapkan agar pengelolaan dana desa nantinya bisa menyentuh kepentingan masyarakat termasuk penanganan masalah kesehatan,” jelas Kabalmay.
Sementara, Asisten Bidang Pembangunan, Ekonomi & Kemasyarakatan Setda KKT dr. Edwin Tomasoa, yang juga ikut mendampingi Bupati katakan, penanganan pasien diare di Molu Maru sudah ditangani dengan baik karena dibantu tim medis yang terdiri dari 2 tenaga dokter dan 1 tenaga perawat yang bersama rombongan. Namun, hasil investigasi di lapangan, terdapat empat bayi meninggal dua diantaranya murni meninggal karena diare, sementara dua lainnya akibat diserang diare dan komplikasi penyakit paru-paru.
“Terdapat juga satu orang dewasa meninggal namun bukan karena diare melainkan faktor usia. Penyebab utama mewabahnya penyakit diare lebih disebabkan faktor lingkungan kurang bersih dan juga makanan yang dikonsumsi. Maka Bupati mengistruksikan agar pola hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat perlu ditingkatkan. Menyikapi situasi KLB diare itu juga secara pribadi Bupati tergerak hati membantu dengan dana pribadi membelanjakan obat-obatan yang dibutuhkan untuk pengobatan pasien/penderita,” kata Tomasoa.
Bupati juga menyempatkan diri berdialog dengan masyarakat. Saat itu, masyarakat meminta Pemkab dan DPRD agar ruas jalan lingkar Pulau Molo dan ruas menuju ke arah kantor Camat perlu mendapat perhatian. Karena kondisinya saat ini sangat memprihatinkan apalagi jika musim hujan seperti sekarang. Selain jalan, masyarakat juga mengeluhkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang hingga kini belum juga selesai dikerjakan.
“Terkait pembangunan PLTD, sesuai arahan Bupati, dalam waktu dekat Pemkab dengan didukung Komisi II DPRD akan menyurati pihak PT PLN Cabang Tual Ranting Saumlaki, guna memastikan kelanjutan pekerjaan PLTD tersebut,” tutup Kabalmay. (MR-02)
Comment