by

Ahok Diminta Perhatikan Wilayah 3T Terkait BBM Satu Harga

AMBON,MRNews.com.- Kunjungan kerja Komisaris PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok di Kota Ambon diharapkan bisa memperhatikan wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar atau (3T) khususnya di Maluku dalam menerapkan program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga yang telah dicanangkan Pemerintah melalui kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) .

Pasalnya, masih ada wilayah di Maluku yang programnya belum merata yakni wilayah Tertinggal, Terdepan dan Terluar atau (3T) khususnya di Maluku Barat Daya (MBD).

Diketahui sebagai salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak pada bidang minyak bumi dan gas.

PT Pertamina (Persero) juga telah berkomitmen untuk terus meningkatkan pemerataan energi di pelosok negeri melalui program BBM Satu Harga.

Untuk memberikan keadilan energi sekaligus menjaga ketahanan dan kedaulatan energi di sepanjang wilayah terdepan Indonesia.  

Olehnya dengan adanya kunjungan Ahok di Kota Ambon bisa mendengar berbagai keluhan dari masyarakat wilayah 3T yang sulit mendapat BBM, apalagi dengan kondisi harga yang masih cukup tinggi.

“Masyarakat Maluku sangat merindukan sosok Pimpinan seperti pak Ahok, karena itu harapannya kehadiran beliau di Ambon, jangan cuma untuk meninjau proyek-proyek yang sedang di bantu Pertamina namun kehadiranya dapat menjawab keluhan masyarakat 3T di Maluku,”pinta Ketua Fraksi Golkar DPRD Maluku, Anos Yermias, di DPRD Maluku, Senin (1/11).

Menurutnya, kelangkaan BBM sering terjadi dirasakan masyarakat 3T terlebih khusus di MBD, selain langka harga BBM juga terbilang yang paling termahal di Indonesia.

“Kalau di Papau sudah teratasi, karena sudah ada BBM Satu Harga, bahkan di pegunungan pun meskipun diangkut menggunakan pesawat, tapi hargnya tetap satu harga, beda dengan sejumlah wilayah di MBD yang belum merasakan BBM Satu Harga,” tegas Yermias.

Menurutnya, apa yang dirasakan masyarakat Papau saat ini, tidak terlepas dari perhatian serius pemerintah pusat, terhadap BBM Satu Harga yang sebelumnya harganya cukup begitu tinggi.

“Kami hanya bisa berharap, kehadiran pak Ahok, ada efeknya untuk masyarakat Maluku, khususnya masyarakat pinggiran seperti, yang ada di Pulau Lirang, Wetar, Marsela, Sermatang, Luang. Mereka itu masih kesulitan BBM dan kalau di Moa sudah agak lumayan, meski harganya melonjak, tapi masyarakat itu sangat sulit dapat BBM,” ujarnya.

Kelangkaan BBM lanjut Yermias, sangat dirasakan masyarakat Moa pada umumnya, selain belum memiliki Depot BBM, Supply BBM langsung diambil dari Pertamina Ambon hanya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Hal ini juga sama seperti apa yang dirasakan masyarakat di kepulauan Aru dan sekitarnya, termasuk juga di Maluku Tengah (Malteng) dan sebagian di Seram Bagian Timur (SBT) dan KKT.

“Bayangkan masyarakat nelayan kita yang ada di wilayah pinggiran itu, hidupnya tidak pernah terangkat, berubah statusnya, karena mereka mendapat BBM yang agak sulit, sehingga para nelayan kesulitan untuk melaut, untuk mendapat ikan sebagai sumber pendapatan dari hasil jualannya,” ujarnya.

Selaku anggota DPRD, ada laporan dari pemerintah terhadap berbagai persoalan kelangkaan BBM dan BBM Satu Harga dengan adanya kunjungan Komisaris Pertamina di Kota Ambon.

“Mudah-mudahan lewat pertemuan pemerintah dengan pak Ahok, bisa melaporkan kondisi rill yang terjadi di Maluku, sehingga ada kebijakan dari pak Ahok sebagai Komisaris Pertamina, karena yang mengatur minyak ini kan BPH migas tapi yang tahu kebutuhan itu ada di Pertamina,” bebernya.

Selaku representatif masyarakat MBD, kata Yermias, kalau dirinya sangat heran dan bingung kenapa BBM jenis pertamax harus lebih genjot berada di MBD, dibanding pendapat masyarakat masih dibawa rata-rata terendah, tapi dipaksakan untuk menggunakan BBM jenis tersebut. (MR-01)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed