SIANTAR-MRnews RSUD Dr Djasamen Saragih kembali menolak pasien peserta Jaminan Persalinan (Jampersal), ini dikarenakan tidak ada dokter.
“Kita tidak menolak, melainkan merujuk pasien karena dokter saat itu tidak ada yang menangani,” kata Direktur Utama (Dirut) RSUD Djasamen Saragih, dr Ria Telaumbanua, Minggu 15 September 2013 seraya menyatakan ini demi keselamatan pasien maka pihaknya merujuk.
Ia mengatakan, rujukan itu dilakukan managemen karena dokter yang menangani persalinan sedang tidak ada di rumah sakit milik Pemko Siantar.“Ingat bukan ditolak, tapi dirujuk karena mementingkan keselamatan pasien. Buat apa kita terima pasien kalau tidak ada yang menangani pasien tersebut,”ujarnya seraya menyatakan dokter juga mempunyai kesibukan.
Ia mengaku,kalau dirinya memberi kebijakan kepada jajaran kesehatan di RSUD Djasamen Saragih,harus merujuk pasien apabila dokter yang bersangkutan tidak ada ditempat. “Dalam hal ini,keselamatan yang diutamakan, buat apa kami menahan pasien kalau yang menangani sedang tidak ada,” ujarnya seraya menyatakan dirinya sedang berada di luar kota.
Menurut informasi yang diterima, pasien yang ditolak merupakan pasangan suami istri yang akan melahirkan anak pertama mereka. “Saya tinggal hitungan hari akan melahirkan. Mengetahui hal itu, makanya saya datang ke RSUD Djasamen Saragih,” kata Irawati, Minggu 15 September 2013.
Ia menyatakan, saat dirinya dan suaminya Putra (23) datang ke RSUD Djasamen, Kamis 12 September 2013, justru ditolak, dengan alasan karena tidak ada dokter yang bersangkutan. Saat itu, kata warga Jalan Rakutta Sembiring Gang Aman, Kelurahan Pondok Sayur, Kecamatan Siantar Martoba ini dengan sigap memenuhi segala persyaratan yang harus ia lakukan untuk kelahiran anak pertama mereka.
Namun,upaya yang dilakukan calon ibu ini kecewa, karena perawat yang kebetulan jaga menuturkan kalau sampai siang tidak ada dokter yang datang. “Saya sampai ke RSUD dr Djasamen sekitar pukul 04.00 Wib,” ujarnya.
Mendengar hal tersebut, Putra mempertanyakan kemana semua dokter yang ada di rumah sakit . “Saya langsung kelabakan begitu perawat menyatakan kalau sampai siang belum tentu dokter datang,” kata Putra.
Mengetahui hal tersebut, Putra langsung melarikan istrinya ke Rumah Sakit (RS) Tentara. Di RS Tentara, kata Putra, selang 2 jam dari kedatangan mereka, istrinya lalu melahirkan. Dengan biaya Rp 6 juta yang harus mereka keluarkan, Putra tetap terima, karena istri dan putra pertamanya selamat. Putra mengakui, ia dan istrinya sudah menunggu kedatangan sang anak sejak lima tahun silam.
Wakil Direktur Pelayanan Medis RSUD Djasamen Saragih, mengatakan, bagian kebidanan untuk dokter ada tiga orang. “Ada 3 orang, tapi tinggal dua yang aktif yaitu dr Ferri dan dr Fajar. Itu pun untuk ketiga dokter itu sedang mengikuti Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) di Medan. Kepergian mereka juga sangat penting, guna kepentingan pelayanan kedepannya,” kata Maya.
Karena dokter tersebut sedang berada di luar, kata Maya, pimpinan rumah sakit telah menyarankan kepada perawat setiap pasien dirujuk.
“Kalau kita kan rujukannya ke Medan, tapi buat pasien bisa juga ke RS di Siantar. Sudah diminta penambahan dokter ahli kebidanan, tapi belum direalisasikan. Karena untuk penanganan bukan hanya di Siantar, tapi Kabupaten Simalungun. Dengan dua dokter sangat tidak cukup, mudahan- mudahan penambahan bisa terealisasi,” ujarnya.(eri)