AMBON,MRNews.com,- Tiga komponen utama menjadi rujukan bagi pemerintah kota (Pemkot) Ambon dalam merumuskan metode pendidikan yang tepat dimasa pandemi COVID-19. Yakni soal manajemen pendidikan, infrastruktur dan kerjasama.
Belum ditemukannya metode yang tepat seiring adanya berbagai pertimbangan mendasar soal plus minus dan dampak. Hal ini jualah yang membuat Pemkot belum berani untuk mengembalikan proses pendidikan ditingkat TK, SD dan SMP-sederajat berjalan normal seperti semula.
Walikota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan, dari hasil survei yang dilakukan, kurang lebih 55 persen orang tua tidak siap dengan sistem pendidikan daring, sementara yang siap 37 persen.
Dasar hasil survei itu maka Pemkot membuat sebuah kajian akademis tentang bagaimana metode dan cara yang pas untuk bisa melaksanakan sistem pendidikan yang bisa menjangkau sampai ke seluruh masyarakat.
Dari forum group discussion (FGD) kata dia, kemudian Pemkot sedang merumuskan kebijakan-kebijakan strategis. Yang ditemukan paling tidak ada tiga komponen besar yakni menyangkut manajemen pendidikan, infrastruktur dan masalah kerjasama.
“Soal manajamen pendidikan terkait erat bagaimana pedoman belajar mengajar yang efektif diera pandemi ini yang merujuk kepada surat keputusan bersama empat menteri, lalu kita memverifikasi didaerah masing-masing. Juga kita menkonstantir bahwa peranan dari guru-guru juga penting,” tandasnya kepada awak media di Balaikota, Senin (3/8).
Hasil survei juga ternyata sebutnya, banyak guru lebih senang memakai metode luring/tatap muka. Karena guru-guru juga tidak terbiasa menggunakan IT misalnya begitu. Hal itu tidak bisa ditoleran karena situasi juga menuntut harus penyesuaian dengan perkembangan teknologi.
Dilain sisi, ada sekolah-sekolah dan guru yang bisa menggunakan metode daring secara baik. Hanya problemnya anak-anak juga tidak bisa ikuti secara saksama materi yang diajarkan karena hambatan pulsa internet, hp android. Ini semua sementara dikaji dan dalam waktu dekat akan rumuskan kebijakan yang tepat.
“Pedoman belajar mengajar itu bisa disupporting infrastruktur. Bappeda sementara desain. Maka seluruh wilayah Ambon harus ada jaringan internet, sudah masuk semua kecuali empat desa yang belum yakni Kilang, Ema, Naku dan Hatalai. Tapi dengan jaringan internet juga bisa dipengaruhi zona yang juga mungkin tidak memadai,” bebernya.
Oleh karena itu dalam pola pembelajaran jarak jauh, tambahnya, bisa lewat pendekatan smartphone, tv kabel, during tapi juga rumah pintar kerjasama dengan Telkom maupun Telkomsel.
“Ini yang kita dorong betul. Kalau ada yang walaupun jaringan internet sudah masuk tapi blank spot. Menjadi perhatian kita. Tim pendidikan sementara kaji dia, jadi referensi bagi semua instansi,” demikian Louhenapessy. (MR-02)
Comment