by

Segera Akhiri Tugas, Walikota Tepis “Bermain” di Seleksi Sekkot

AMBON,MRNews.com,- Syarat mutlak atau utama dan pembobotan menjadi garansi proses seleksi Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon akan berjalan secara transparan, objektif dan akuntabel, sulit diintervensi.

Walikota Ambon Richard Louhenapessy mengaku, enam (6) kandidat Sekkot yang lolos sejauh ini bukan karena dirinya memberi dukungan, tapi hanya bagian dari semangat normatif yang ditetapkan panitia seleksi (Pansel) mengacu pada dua ketentuan/syarat.

Sehingga Louhenapessy tegaskan, tidak ada kepentingan subjektif yang dikembangkan oleh dirinya dalam kapasitas sebagai Walikota untuk memenangkan calon-calon tertentu.

“Sebab Sekkot kali ini bukan kepentingan subjektif Walikota, tapi masyarakat dan daerah. Dampaknya untuk Sekkot bukan lagi di Walikota, yang tinggal 7 bulan lagi selesai, tapi rakyat kota Ambon yang akan memakai jasa Sekkot untuk jangka panjang,” terangnya di Amaris Hotel, Senin (18/10).

Karena itu seleksi Sekkot akuinya, dilakukan secara transparan, objektif, akuntabel dan kompetitif. Sebab diharapkan targetnya bisa tercapai.

Target itu ialah keinginan pemerintah dan masyarakat di kota Ambon untuk mendapat pimpinan Sekda Kota pengganti A.G Latuheru yang betul-betul handal, kredibel, akuntabel dan bertanggungjawab.

“Itu alasan seleksi terbuka. Agar tidak ada dusta diantara kita. Semua harus penuhi asas keterbukaan, keadilan, objektivitas, akuntabel. Semua yang punya hak silahkan. Ada kepala OPD yang datang minta ijin mau ikut, silahkan asal penuhi persyaratan,” tandasnya saat membuka seleksi jabatan Sekkot, Kadis lingkungan hidup dan persampahan serta Kadis Pendidikan.

Seleksi Sekkot ini tambahnya, dilakukan secara serius karena diperhadapkan dengan realitas sebuah kemajuan masyarakat dan kebutuhan pelayanan publik yang betul-betul sangat signifikan. Yakni dibawah pengaruh IT, Ambon sebagai kota yang smart/pintar.

“Maka Ambon membutuhkan pemimpin yang bisa beradaptasi dengan kondisi ini. Saya tidak bisa bayangkan kalau nanti Sekkot itu tidak mengerti soal IT. Kalau Walikota tidak kuasai IT tidak soal, karena itu jabatan politis. Tapi Sekkot itu jabatan teknis, karier yang harus menyesuaikan,” terangnya.

Diketahui, proses seleksi Sekkot diikuti enam calon yakni Enrico Matitaputty, Joy Adriaansz, Fahmi Sallatalohy, Jacob Silanno, Agus Ririmase dan Samuel Huwae. Seleksi dilakukan tim Assessment Center dari Mabes Polri dan diawasi komisioner KASN, Prof Agustinus Fatem. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed