by

Kuti Kata; TIANG LOGA-LOGA (Yes.36:1-10)

-Tajuk-118 views

AMBON,MRNews.com,- “Hidop deng Tuhan tuh umpama dapa panongka kayo gupasa” (=hidup dengan Tuhan itu ibarat ditopang kayu gupasa; sejenis kayu kelas satu yang banyak di hutan-hutan tropis di Maluku).

“Itu ujang deng anging ribut bakat lai, tetap tabadiri sa” (=hujan dan angin ribut kencang pun tetap kokoh berdiri).

“Taong makang taong lai soro tar sontoh” (=bertahun-tahun pun tidak dimakan rayap). “Tarandang dalang aer jua lebe mawali” (=terendam air justru membuatnya tidak mudah patah).

“La kalu su bagitu, ada hal karepu apa la laipose pi sandar di panongka bulu loleba? Se mau biking tapat?” (=Jika sudah demikian, apa yang menjadi alasan Anda berpaling pada penopang bulu loleba; anda mau membuat tali? Tapat itu sejenis benang bambu untuk merajut atap daun sagu atau mengikat sesuatu).
“Panongka macang itu toh, loga-loga” (=penopang seperti itu labil, tidak kokoh).

“Cuma orang bodoh sa yang kalakuang bagitu” (=hanya orang bodohlah yang seperti itu).

“Lia manusia lebe basar dari Antua Basar di Atas” (=menganggap seorang manusia lebih besar dibandingkan Tuhan), “la nekat buang Antua cuma par sandar di manusia” (=lalu berani meninggalkan Tuhan hanya untuk bersandar pada manusia).
“Su bagitu, lebe taku manusia tuh daripada Antua” (=dan lebih takut pada manusia itu melebihi kepada Tuhan).

“Akang pung tar bae tuh, Antua cuma suruh rajing sumbayang, tar bisa biking, akang manusia tuh suruh kofrol, jungkir lai” (=yang vatalnya, Tuhan hanya minta dia rajin berdoa, tidak dituruti, tetapi manusia itu menyuruhnya salto, dia melakukannya).

“Ana ka tanah tuh?” (=Anak atau tanah itu? ~ungkapan ini adalah reaksi kemarahan kepada orang yang tidak tahu menjaga kehormatan diri).

“Jang kira kata deng bagitu la mau jadi basar, sio, sayang dilale” (=jangan menganggap dengan demikian anda akan sukses, sio kasihan).

“Kalu se deng panongka gupasa mangkali, mar kalu bulu loleba, burung Cui dudu sa batang ta ero” (=kalau anda bertopang pada kayu gupasa/yang kuat, mungkin, tetapi jika hanya pada bambu kecil, burung hinggap saja batangnya bengkok).

“Ingatang, kalu su deng Antua, Antua sa. Jang setang tarampa tiop lubang talingang la buang Antua cuma tagal manusia tar guna” (=ingatlah! Kalau sudah dengan Tuhan, Tuhan saja.

Jangan dengar bisikan iblis lalu bersandar pada manusia yang lemah).

Selasa, 10 Agustus 2021
Pastori Ketua Sinode GPM Jln Kapitang Telukabessy-Ambon
Elifas Tomix Maspaitella (Eltom). (**)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed