by

Joget “Bunga Leksula” Tanpa Masker Ala Isteri Gubernur Maluku vs Mama-mama Papalele Latuhalat

AMBON,MRNews.com,- Ditengah masih mewabahnya Corona Virus Disease Covid-19 di Indonesia termasuk di Maluku yang memakan banyak korban terpapar dan meninggal, namun ada saja tingkah laku pejabat tanah raja-raja yang seakan tidak peka dengan kondisi tersebut.

Lihat saja video viral yang beredar luas didunia maya dan didapat media ini, Jumat (9/7). Aktor utama dalam video tersebut ialah seorang isteri Gubernur Maluku yang juga ketua tim penggerak PKK dan duta Stunting, Widya Pratiwi Murad.

Dalam video berdurasi 1 menit 11 detik tersebut, terlihat Widya berjoget ria tanpa menggunakan masker diiringi dengan lantunan lagu “Bunga Leksula” oleh Nanala Voice di Warung Katong yang dikelola tim penggerak PKK Maluku di kawasan Islamic Center Waihaong.

Aksi joget Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Maluku itu ternyata tidak sendiri. Sebab ada pula beberapa pejabat PT PLN Persero Maluku-Maluku Utara, pengurus tim penggerak PKK Maluku dan beberapa oknum wartawan.

Diketahui, joget ria “Bunga Leksula” Widya Cs itu dilakukan bertepatan dengan syukuran pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buru Selatan, Safitri Malik Soulisa dan Gerson Eliaser Selsily 22 Juni 2021 lalu.

Meskipun baru viral dua pekan pasca kejadian, namun perilaku Widya sebagai isteri orang nomor satu di Maluku, menuai sorotan Netizen dan kecaman publik. Karena dinilai tidak menjadi contoh yang baik.

“Tareeek mang. Hajar saja Zn ada yg bisa larang. Kalau para elite Zn patuh protokol.. lalu bagaimana deng rakyat lai. Edisi #bungaleksula di cafe APBD,” tulis Netizen dengan nama akun Romie Kermite dilaman Facebook miliknya.

Kondisi itu menyayat hati. Sebab Widya Cs berjoget ditengah kondisi Kota Ambon yang saat itu masih menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi karena tingkat konfirmasi positif Covid-19 dan angka kematian tinggi.

Serta gencar-gencarnya himbauan dan ajakan dari satuan tugas (Satgas) Covid-19 kota Ambon dan provinsi Maluku untuk masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (Prokes) termasuk penggunaan masker.

“Bunga Leksula eee. Pokoknya ale saja. Dong bilang tarada urusan deng corona. Aturan itu berlaku par “Orang kecil” saja, kalau “Orang besar” melanggar itu, kembali ke pasal satu. Ngampong eeee,” sesal Netizen lainnya dengan nama akun Facebook Wirda Slg.

Meski kejadiannya 22 Juni dan baru viral dua pekan kemudian, namun tindakan isteri Gubernur Maluku itu menuai sorotan publik yang kemudian membanding-bandingkan dengan video viral lain yang beredar dijagat maya diwaktu yang sama.

Video viral perbandingan dimaksud ialah beberapa mama-mama Papalele dari Negeri Latuhalat yang membawa ikan disebuah mobil pick up dengan tujuan ingin menjual di Pasar Mardika, tapi kemudian ditahan petugas dinas perhubungan (Dishub) dari Satgas kota Ambon yang saat itu sedang operasi yustisi Prokes tepat didepan Pelabuhan Rakyat Enrico Mardika.

Dari video itu, oknum petugas kemudian dengan lantang menyuruh turun dari mobil dan menanyakan kartu vaksin kepada mama-mama Papalele tersebut.

“Sapa yang pung surat vaksin ada. Semua seng (tidak-red) ada?. Dong (kalian) bale (balik) ke Latuhalat ulang. Kalau sudah vaksin, tidak mungkin tidak ada surat,” tanya dia.

Diantara mama-mama Papalele, ada yang menunjukkan kartu vaksin. Sebagian lainnya tidak tunjukkan karena belum vaksin. Namun disisi lain, mama-mama Papalele itu semua taat salah satu Prokes yaitu memakai masker.

“Kamong bajual baru seng vaksin bagaimana. Kalau bagitu kamong bale ka Latuhalat ulang. Kalau seng mau vaksin jangan bajual. Seng bisa, ini aturan,” celoteh oknum petugas itu tanpa santun.

Tak puas dengan jawaban mama-mama Papalele, sebagai sanksi atas “pelanggaran” yang dibuat, beberapa petugas Satgas lalu menyuruh mama-mama itu bernyanyi lagu “Anak Sekolah Minggu” sambil tepuk tangan.

Tindakan yang dinilai tak sopan oknum petugas terhadap mana-mama Papalele itu lantas memantik reaksi netizen. Komentar pedas pun bermunculan. Sebab oknum petugas Satgas gagal menjalankan pesan Walikota Ambon bahwa melayani dengan hati dan tegas terhadap aturan tapi santun.

“Kamong bikin diri paskali.. Zg bisa berkata dengan sopan k… Jang karna pake pakiang dinas lalu zg hargai orng,” tulis warga kota Ambon Arnold Wattimury dipostingan video viral yang diupload akun Machon Chichit Namarubessy, Jumat (9/7).

Tak saja Wattimury, sorotan juga datang dari anak Maluku yang ada di tanah Papua, mantan anggota DPRD Papua Barat Mozes Rudy Timisela.

“Krisis moral di Maluku/Bos2 aman aman sementara mama2 rakyat kecil harus kena hukuman manyanyi dan dijadikan tontonan umum, sungguh miris,” tulis Timisela diakun Facebook miliknya.

Netizen lainnya yang juga akademisi FKIP Unpatti, Stevin Melay bahkan mengaku, dirinya sudah protes keras di Group WhatsApp dimana ada Walikota Ambon dan Sekretaris Kota serta para pemangku kebijakan lainnya, terkait perilaku “tak sopan” oknum perugas Satgas itu.

“Pak Wali tanpa hitung menit langsung japri WA beta meneruskan WA peringatan beliau ke semua pimpinan OPD terkait gaya goblok dan nau-nau satu kepala para petugas operasi Yustisi Prokes yang berperilaku tidak humanis,” ujar Stevin.

Stevin bahkan menyatakan telah sarankan untuk Walikota agar petugas-petugas itu diistirahatkan.

“Beta sarankan untuk pa Wali agar petugas-petugas itu diistirahatkan. Karena mereka malah membuat missing trust masyarakat kepada pemerintah,” tandasnya. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed