by

DPRD Minta Pasar Murah Jelang Natal Ketat Prokes

AMBON,MRNews.com,- DPRD Kota Ambon meminta pasar murah yang akan dilakukan pemerintah kota (Pemkot) Ambon di Desa Amahusu Kecamatan Nusaniwe dan Kelurahan Lateri Kecamatan Baguala harus tetap perketat protokol kesehatan (Prokes) sebab sangat dibutuhkan masyarakat khususnya umat Kristen yang akan merayakan Natal dimasa Pandemi.

Wakil ketua komisi II DPRD Hary Far-Far katakan, memang pasar murah menuju hari-hari besar keagamaan memang sangat dibutuhkan apalagi dimasa Pandemi Covid-19 untuk mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Katong DPRD mendorong dilaksanakan tapi tetap mengingat Prokes yang berlaku sebab pasti namanya pasar murah tetap masyarakat akan berbondong-bondong datang untuk mendapatkan kebutuhan mereka,” jelas Hary kepada awak media di Balai Rakyat DPRD Belso, Senin (7/12).

Terpenting selain wajibkan pakai masker bagi pengunjung, tapi kata politisi Partai Perindo, mungkin dinas Perindag sebagai pelaksana lebih memperketat jumlah jiwa yang masuk dalam pasar murah agar tidak terjadi kerumunan masif dan mengatur jarak sehingga tidak ada sentuhan yang bisa berakibat fatal nantinya.

“Mungkin pakai nomor/kupon. Cara-caranya nanti yang disiasati, dinas pasti lebih paham lah. Intinya nanti, katong juga akan turun cek and ricek lagi untuk mengevaluasi pasar murah yang dilakukan Pemkot tahun ini pada dua titik yang rencananya,” demikian Hary.

Senada, legislator asal partai Golkar Etha Siahay menegaskan, untuk masyarakat yang merayakan Natal tetap musti Pemkot adakan pasar murah yang rencananya pada dua titik di kecamatan Baguala dan Nusaniwe, tahun lalu memang di Desa Tawiri Kecamatan Teluk Ambon.

“Jika pasar murah, kami minta tetap Prokes harus dijaga dan diperhatikan benar oleh pemerintah benar agar tidak memunculkan penyebaran Covid-19 dan menjadi klaster baru. Apalagi katong di Ambon masih zona orange sehingga Proked sangat penting,” ujar anggota DPRD dua periode.

Pasalnya ditengah pandemi Covid-19 yang berdampak secara ekonomi, pasar murah sebutnya, sangat dibutuhkan masyarakat bawah karena harga-harga bisa terjangkau dan dibawah harga pasar.

“Katong belum koordinasi dengan Indag. Mungkin sehari dua. Soal komunikasi non formal, itu gawe pimpinan komisi, tidak elok katong anggota sampaikan, ada pimpinan. Tapi tetap pasar murah harus ada dan ketat Prokes yaitu pakai masker, jaga jarak, sediakan handsanitizer,” pungkasnya. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed