AMBON,MRNews.- Direktris PT Lestari Pembangunan Jaya, Betty Pattikaihatu dinilai sangat tidak bertanggung jawab bahkan tidak mengindahkan undangan yang dikirim Komisi III DPRD Maluku terkait pembahasan rumah bersubsidi yang nasibnya tidak menentu.
Sebagai pengembang, Pattikaihatu tidak memberikan kepastian kelanjutan pembangunan kepada kurang lebih 2000 costumer yang sudah menyetor dana secara bervariasi.
Juru bicara korban rumah bersubsidi, Jhon Sahusilawane saat rapat bersama mitra dengan komisi III DPRD Maluku yang dipimpin ketua Komisi, Richard Rahakbauw berharap bisa mendapat informasi yang berkembang mengingat rapat sudah dilakukan beberapa kali. Sehingga masyarakat menaruh harapan di DPRD Maluku agar ada perkembangan terkait dengan pembangunan rumah yang dilakukan pihak pengembang dengan campur tangan pemerintah pusat.
” Harapan kami untuk memiliki rumah yang dibangun PT Lestari Pembangunan Jaya bisa terwujud. Sebab ibu Betty Pattykaihatu sebagai pengembang menjanjikan untuk bisa menempati rumah pada bulan Desember 2018 namun tidak ada kepastian sampai sekarang ” ujar Sahusilawane.
Anggota komisi III, Ayu Hasunussy menegaskan perlu dihadirkan pihak pengembang agar bisa mengetahui secara pasti. Sayangnya, beberapa kali diundang, Pattikaihatu tidak pernah hadir.
” Kita perlu menghadirkan, Ibu Betty Pattikaihatu. Sebab semua masukan dari pihak korban sudah kami terima. Sehingga komisi perlu on the spot sehingga bisa memanggil paksa jika tidak lagi mengindahkan undangan ” ujar Hasanusi, saat rapat di ruang Paripurna DPRD Maluku, Kamis (18/11).
Sementara itu anggota komisi III, Rovik Afifuddin meminta ketegasan agar Pattikaihatu bisa dihadirkan paksa dengan melibatkan pihak kepolisian atau Satuan Polisi Pamong Praja.
” Kita perlu koordinasi untuk bisa menghadirkan pihak pengembang yakni ibu Betty Pattykaihatu. Biar perlu kita libatkan pihak kepolisian atau pamong praja untuk jemput ” ujarnya.
Seperti diketahui selama empat tahun berjalan (2017-2021), sekitar 200 orang lebih telah menyetor hingga mencapai Rp 18-20 juta namun tidak ada kejelasan soal kapan perumahan yang telah selesai dibangun sejak 2018 itu ditempati. Bahkan Pattikaihatu sulit ditemui. (MR-01)
Comment