AMBON,MRNews.com,- Maraknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak khususnya sapi di kawasan pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan, ternyata hingga kini belum merembet masuk di Kota Ambon, Maluku.
“Sampai saat ini belum ada gejala kasus PMK pada hewan ternak d Ambon. Sama sekali belum ada itu, masih seputar di Jawa, Sumatera dan Kalimantan,” tandas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Ambon Denny Nendissa.
Dikatakan, kemungkinan besar belum adanya kasus PMK di Maluku dan Kota Ambon, karena hewan-hewan yang masuk ke Ambon, bukan didatangkan dari pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan. Tapi hanya dari Seram, Buru dan Lease.
“Paling banyak dari Seram, Buru. Lease hanya sedikit saja. Tidak ada yang dibawa dari luar Maluku,” jelasnya via seluler kepada media ini, Kamis (2/6).
Di lapangan kata Nendissa, biasanya ada petugas dari DPKP yang setiap waktu standby di rumah potong hewan (RPH). Dimana nantinya setiap hewan yang masuk akan langsung diperiksa dokter hewan.
“Kalau memang ada hewan yang memiliki gejala PMK saat diperiksa, maka kita akan lakukan tindakan lebih lanjut. Lihat dari ciri fisik saja. Kalau tidak ada masalah yah jalan,” ulasnya.
Menurut Nendissa, dokter hewan yang ada di dinas memang terbatas, hanya ada tiga orang. Yang setiap saat akan turun ke RPH untuk lihat dan periksa setiap hewan yang masuk dan lakukan tindakan lanjut jika ada masalah.
“Jadi hewan itu sebelum dipotong dia akan dikandangin dulu. Mereka akan datang lihat. Sepanjang tidak ada masalah yah sudah, aman. Jadi antisipasinya cuma konsen di RPH saja,” urainya.
Memang ditambahkan Nendissa, pemotongan hewan terbanyak di Provinsi Maluku ada di Kota Ambon. Tapi asalnya dari Buru, Seram dan Lease. Tinggal nanti dipantau saja.
“Kalau misalnya ada gejala kasus PMK pun nanti kita tetap akan koordinasi dengan provinsi untuk upaya penanganan,” pungkasnya. (MR-02)
Comment