AMBON,MRNews.com.- Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Sadali Ie, menghadiri acara adat Pukul Sapu Lidi di Negeri Morela dan Mamala yang menjadi tradisi turun temurun sejak tahun 1646, yang dilaksanakan setiap tujuh hari setelah lebaran.
Menghadiri atraksi Pukul Sapu Lidi, Sadali bersama Raja Negeri Morela Fadil Sialana dan beberapa para tokoh adat menyulutkan obor pertanda atraksi akan dimulai.
Kemudian, ia diberi kesempatan panitia untuk memukul tubuh salah satu peserta atraksi dengan batang lidi ‘enau’ yang berukuran besar (lingkaran pangkal 0,5 cm dan bonggolnya selebar 3-5 cm), sebagai tanda dimulainya acara.
Sadali dalam sambutannya katakan, atraksi ini adalah aset pariwisata unik dan istimewa yang tidak ada di tempat lain, sehingga perlu dikemas dalam kreasi dan inovasi yang semakin menarik agar menjadi lebih terkenal dan diminati oleh wisatawan nusantara maupun mancanegara
“Saya berharap agenda Pukul Sapu Lidi ini akan terus menjadi agenda pariwisata nasional, yang mesti didorong dan dipromosikan secara lebih luas,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Sadali lalu menyampaikan beberapa pesan yang dapat dipetik dari pelaksanaan atraksi.
Pertama, acara ini sebagai warisan budaya para leluhur dengan nuansa keagamaan yang kental, merupakan nilai historis dan penjelmaan dari jiwa keberanian yang terus tertanam dalam karakter anak-anak Maluku. pada umumnya, dan generasi Negeri Mamala/Morela (Jazirah) pada khususnya.
Kedua, semangat dan daya juang setiap peserta yang terlibat dalam atraksi akan termotivasi untuk tetap bertahan sambil terus melakukan perlawanan di setiap kesempatan.
Ketiga, sikap memaafkan dan berdamai di akhir atraksi ini, dapat dilihat saat setiap peserta akan saling membantu mengoles minyak (Mengobati) pada luka di tubuh masing-masing.
Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Maluku Tengah Marlatu L. Leleury mengatakan Atraksi Pukul Sapu Lidi memiliki keunikan tersendiri karena merupakan tradisi masyarakat di setiap tanggal 7 Syawal, acara ini juga menjadi pagelaran yang paling ditunggu-tunggu masyarakat Maluku termasuk wisatawan lokal dan mancanegara.
“Olehnya itu, atas nama pemerintah, kami menyampaikan penghargaan atas digelarnya kembali acara adat ini. Mudah-mudahan dapat menjadikan kita sebagai generasi yang tidak akan pernah melupakan sejarah, tradisi dan budaya,” akui Leleury. (MR-01)
Comment