AMBON,MRNews.com,- Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukamara Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) berpeluang lakukan kerjasama di sektor perikanan.
Hal ini terungkap lewat kunjungan pimpinan dan anggota Komisi II-III DPRD bersama Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sukamara di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tantui Ambon, Jum’at (3/3).
Ketua DPRD Sukamara Hariawan Putra menjelaskan, pihaknya beruntung bisa melihat langsung di pabrik terkait proses produksi ikan Yellow Fine, dari awal hingga packing, serta bagaimana lengkap juga dengan standar operasian prosedur (SOP)
“Kami sudah sangat mengetahui, luar biasa. SOP-nya juga lengkap. Mudah-mudahan dengan kami survey di lapangan ini bisa kami tiru dan adopsi di Kabupaten Sukamara. Karena disana memang kurang ikan Tuna,” jelas Hariawan.
Di Kabupaten Sukamara sebutnya, lebih dominan dan dikenal udang Vaname. Namun kunjungan ke PPN Ambon ini tentu menjadi acuan dan masukan yang akan dibawa DPRD ke Pemerintah Daerah (Pemda) Sukamara.
“Mudah-mudahan dari Pemda, bukan swasta saja, bisa melakukan ada pabrikan yang buat langsung expor. Karena di tempat kami pabrikan ikan memang belum ada, alat penampung juga belum ada,” akunya.
“Di Sukamara ada penampungnya langsung datang dari Pulau Jawa, Surabaya Jawa Timur. Mereka Export ke China, ada luar negeri begitulah,” tandas legislator partai Hanura itu.
Menyoal peluang kerjasama antara Ambon dan Sukamara, Hariawan akui sangat baik dan terbuka kemungkinan itu terjadi, karena miliki kesamaan potensi. Namun harus lebih dulu dikomunikasikan dengan Pemda setempat.
“Sekembali, kami akan sampaikan hasil kunjungan di Ambon. Mungkin nanti kepala daerah bisa saling komunikasi lanjut, dari Ambon bisa pelajari soal Udang Vaname. Selain Ikan Tuna, mungkin ada pangsa pasar di luar negeri yang ingin. Sebab di tempat kami ada, kenapa tidak,” jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas Perikanan Kota Ambon Febby Maail mengaku, untuk sampai ke tahap kerjasama butuh waktu. Karena kunjungan DPRD dan Dinas Perikanan Sukamara ini fokus untuk cari pengalaman lebih dulu. Karena disana bukan seperti di Ambon yang perikanan tangkapnya kuat.
“Disana, 50 persen itu perikanan budidaya khususnya udang Vaname. 40-50 hektar itu memang skala besar, kita kan tidak ada. Jadi mereka mau tahu dulu kira-kira cara prosesing ikan agar mereka punya pengalaman untuk mengolah,” urai Maail.
“Bisa saja (kerjasama) khususnya untuk prosesing. Tapi kalau di prosesing katong harap, mereka bekerjasama dengan perusahaan karena perusahaan yang punya sarana, nanti tinggal diatur kebijakannya,” kuncinya. (MR-02)
Comment