by

Ambon Kota Musik Hantarkan Walikota Raih AK-PWI di HPN 2020

BANJARMASIN,MRNews.com,- Justifikasi UNESCO kepada Ambon sebagai Kota Musik Dunia pada Oktober 2019 lalu benar-benar  membawa berkah. Terbukti, tatkala branding Kota Musik Dunia itu diusung pada Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (AK-PWI) 2020 untuk Bupati/Walikota, mampu hantarkan Walikota Ambon Richard Louhenapessy meraih prestasi prestisius itu bersama 9 Bupati/Walikota lainnya di Indonesia.

Louhenapessy menerima anugerah yang digelar kali kedua itu pada puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di halaman kantor Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Sabtu (8/2/2020), yang dihadiri langsung Presiden RI Joko Widodo, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan Duta Besar negara sahabat.

Sebelum penerimaan AK-PWI, Walikota terlebih dahulu kupas tuntas dampak positif atau keunggulan Ambon sebagai Kota Musik Dunia bagi masyarakat dan kebudayaan dalam dialog penerima AK-PWI 2020 untuk Bupati/Walikota yang dihadiri Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI Muhadjir Effendy dan Ketua Dewan Pers M Nuh di Mercure Hotel Banjarmasin-Kalimantan Selatan, Jumat (7/2/2020).

Sembilan (9) Bupati/Walikota penerima AK-PWI 2020 lainnya yakni Walikota Tangerang Selatan, Walikota Tabalong, Walikota Bau-Bau, Bupati Gunung Kidul, Bupati Halmahera Barat, Walikota Banjarmasin, Bupati Luwu Utara, Bupati Serdang Bedagai dan Bupati Tulang Bawang Barat (Tubaba). Mereka mengalahkan 21 kompetitor lainnya yang masuk pada tahap akhir penilaian.

Direktur Ambon Music Office (AMO) Ronny Loppies mengungkapkan, penghargaan itu didapat karena Ambon berbeda dari kota lainnya. Sebab di Indonesia, baru Ambon yang mendapat pengakuan dunia dalam hal ini UNESCO selaku kota musik dan satu-satunya di Asia Tenggara. Dan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon termasuk AMO tetap konsisten untuk memberi dampak positif menjadi kota musik bagi masyarakat. Tak saja berakhir di pengakuan UNESCO.

“Intinya, bagaimana musik berdampak pada kebudayaan dengan merubah mindset dari hobi menjadi potensi ekonomi kreatif bagi masyarakat, serta musik menjadi sarana komunikasi dalam menciptakan perdamaian. Dampak itu yang membuat kita bisa masuk peraih AK-PWI 2020, sebab khas, berbeda dari yang lain. Itu sudah dilakukan di Ambon dulu, kini dan kita harapkan terus berlangsung dan dimaknai pelaku musik dan masyarakat. Semua kerja kita tidak berakhir disini. AK-PWI jadi pelecut semangat,” jelas Ronny.

Sebelumnya dalam dialog penerima AK-PWI, Walikota Louhenapessy mengaku, pemerintah pusat lewat Kementerian Agama 2019 lalu memberi award kepada Ambon sebagai salah satu kota dengan tingkat toleransi tertinggi di Indonesia, karena mampu bangkit dan maju dari keterpurukan pasca konflik sosial 20 tahun lalu.

“Kunci keberhasilan itu ternyata pendekatan adalah pendekatan budaya. Dimana musik adalah salah satu komponen kecil dari budaya yang dieksplor dalam kepentingan merajut hubungan masyarakat Ambon,” tukasnya.

Sejalan waktu, lanjut RL sapaan akrab Louhenapessy, 30 Oktober 2019, lewat upaya kerja keras kurang lebih 3 tahun, UNESCO memberikan justifikasi Ambon kota musik dunia. Jadi yang pertama di Indonesia dan satu-satunya di Asia Tenggara. Justifikasi itu mempertegas bahwa Ambon memang dilahirkan dengan DNA sebagai penyanyi dan berdampak positif bagi masyarakat.

“Perlahan kita rubah mindset bernyanyi sekedar hobi jadi potensi ekonomi kreatif. Musik sebagai bahasa komunikasi universal. Artinya, musik juga dipakai jadi sarana perdamaian bagi masyarakat untuk menyatukan perbedaan. Jadi kekuatan pemerintah dan masyarakat bangun persaudaraan dan kebudayaan. Terlihat kala Ambon tuan rumah event nasional MTQ, Pesparawi, Pesparani dimana ada kolaborasi musik-bernyanyi lintas agama,” jelasnya. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed