AMBON,MRNews.com – Perempuan Kei dan resolusi damai merupakan salah satu topik yang ramai diperbincangkan, usai aksi keprihatinan ratusan Perempuan yang longmarch menyerukan hentikan pertikaian, menyita perhatian berbagi pihak.
Pasalnya kota Tual kembali mencekam setelah bentrok antar warga pecah antara
pemuda Banda Eli dan Yarler, yang terjadi pada, Selasa (31/1) malam, akibatnya 33 korban luka-luka dan sejumlah rumah dibakar.
Melihat aksi solidaritas Perempuan kei yang mampu meredam bentrok tersebut,
Wakil Ketua Komisi I DPRD Maluku, Jantje Wenno, Senin (6/1) turut memberikan respon positif.
“Vatvat evav luar biasa, jadi agen perdamaian sekaligus jadi contoh bagi semua lapisan masyarakat, bahwa gerakan yang tulus mampu menggerakkan nurani ke dua belah pihak yang bertikai,”
Menurutnya, adat dan budaya yang melekat sebagai kearifan lokal menjadi salah satu landasan hidup masyarakat kei,
Ini seharusnya menjadi motivasi dan referensi bagi semua orang.
“Prinsip menjaga keamanan bukan semata tugas aparat saja namun semua stakeholder masyarakat, ini merupakan satu gebrakan antimainstream dan patut menjadi contoh,” Tukasnya.
Bakal calon walikota Ambon tersebut menambahkan, saya berharap semoga saudara saudara kita di Kei belajar dari konflik 1999 tidak ada yang untung malah membuat penderitaan bagi kita semua bahkan anak cucu kita.
Diketahui, Gerakan yang secara spontan terlontar dari media sosial Facebook oleh akun Kiki Renhoran tersebut, direspon ratusan perempuan kei dari berbagai latar belakang, ASN, Pedagang pasar, Ibu Rumah Tangga, Aktivis, bahkan beberapa unsur forkopimda juga turut long march meredam bentrok antar warga tersebut. (MR-03)
Comment