AMBON,MRNews.com.- Anggota Tim I Penanganan Covid-19 DPRD Maluku, Rovik Afifudin menyayangkan pernyataan Kadis Kesehatan Maluku, dr Meikyal Pontoh yang mengatakan kalau hasil swab untuk mengetahui adanya covid-19 dalam tubuh seseorang yang dikeluarkan dari laboratorium ditentukan oleh siapa yang melakukan pengambilan sample.
Menurut Afifudin apa yang dikatakan Pontoh perlu dikritisi sebab pernyataan dari seorang Kadis kesehatan akan membuat masyarakat semakin bingung.
Dengan adanya pernyataan yang membingungkan maka akan timbul saling menuding bahwa seakan-akan menyalahkan petugas kesehatan yang mengambil sample untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan terkait covid-19.
Padahal sebagai seorang tenaga medis pasti punya keahlian bahkan sudah terlatih dan itu mesti dihargai.
“Kalau benar ini pernyataan resmi dari seorang kepala dinas kepada publik maka sangat disayangkan. Mestinya sebagai seorang kepala dinas tidak mengeluarkan pernyataan yang membingungkan masyarakat bahkan akan ada saling menuding” ujar Afifudin di DPRD Maluku, Rabu (18/11).
Pernyataan Kadis seakan meragukan kemampun dan keahlian tenaga medis padahal mereka punya ketrampilan dan keahlian khusus. Karena itu, Kadis perlu mengklarifikasi pernyataannya agar tidak menimbulkan penilaian yang lain.
“Jadi seakan-akan tenaga medis yang melakukan swab itu yang membuat kesalahan. Kalau ada yang hasil swabnya positive berarti itu kesalahan mereka. Ini jangan sampai terjadi.Padahal tugas tenaga medis hanya mengambil sample yang mengolah adalah alat pada laboratorium” ujarnya.
Sebagai seorang pemimpin mestinya dalam mengeluarkan pernyataan harus berhati-hati . Sebab bisa saja seseorang yang hasil swabnya negative namun jika dilakukan swab ulang dua atau tiga hari mendatang bisa saja hasil swabnya tetap negative atau bisa saja menjadi positive.
“Jadi hasil swab bukan karena orang mengambil sample namun karena bisa saja yang bersangkutan sudah terkonfirmasi” jelasnya.
Mestinya sebagai pimpinan dalam mengeluarkan peryataan jangan membuat masyarakat ragu terhadap kinerja tenaga medis. Karena dari penanganan Covid-19 tenaga medis cukup berjuang dan tampil sebagai garda terdepan dalam memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Maluku.
“Apalagi sama-sama kita tahu, honor mereka pun dibayarkan terlambat. Mari kita saling menjaga di saat kondisi sudah semakin baik ini” demikian Afifudin . (MR-01)
Comment