by

76 Tahun, Maluku Masih Miskin

AMBON,MRNews.com.- Maluku merupakan salah satu provinsi yang turut dalam kemerdekaan Republik Indonesia yang memiliki seribu pulau dengan kekayaan alam yang tiada taranya.

Sayangnya, 76 tahun usia Maluku pada 19 Agustus 2021 hari ini, tapi masih saja ada kesenjangan pembangunan di 11 kabupaten/kota yang merupakan bagian dari Maluku karena pembagian kue pembangunan yang tidak merata.

Hal ini menjadi catatan kritis yang disampaikan Alimudin Kolatlena, anggota DPRD Maluku dari daerah pemilihan Seram Bagian Timur sebagai anak Maluku yang peduli.

Diakui Kolatlena politisi Partai Gerindra yang terbilang vokal dalam menyuarakan kepentingan rakyat kecil memang ada progres yang diberikan pemerintah namun belum seimbang dan merata.

“Memang ada progres dimana mana namun fakta membuktikan masih ada kekurangan yang mesti dibenahi pemerintah. Sebab masih ada masyarakat yang belum menikmati kemerdekaan dan ulang tahun Provinsi Maluku di usia yang ke 76 tahun, ” ujar Kolatlena di Ambon, Rabu (18/8).

Disebutkan, jika target dari sebuah daerah otonom adalah bagaimana bisa mensejahterakan masyarakatnya. Sebab masyarakat Maluku masih ada yang belum bisa merasakan dampak dari lahirnya Maluku .

“Karena itu, bertepatan dengan ulang tahun Provinsi Maluku yang ke 76 tahun ada harapan jika pemerintah daerah bisa melihat dan mensejahterakan rakyatnya yang terbentang di 11 kabupaten/kota ” harapnya.

Usia 76 tahun hendaknya pemerintah daerah bisa adik dalam mensejahterakan rakyat dengan membagi pembangunan dan pelayanan yang merata .

” Kalau kita dekatkan lagi jika 76 tahun sudah terjadi pergantian pemimpin daerah. Dan dihari ini didepan mata saat kepemimpinan pak Murad Ismail dan pak Barnabas Orno,” tandas politisi Gerindra itu.

Faktanya masih ada ketimpangan jika disandingkan dengan visi misi dimana jauh panggang dari api. “Betapa Maluku masih mempunyai banyak pengangguran bahkan angka kemiskinan masih tinggi” urainya.

Tagal itu, ada sejumlah harapan masyarakat yang ditaruh dipundak kepala daerah dan DPRD untuk bisa melihat dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara adil dan merata.

Sebab ada masyarakat yang sudah merasakan dampak pembangunan namun ada masyarakat yang hingga kini belum bisa merasakan arti dari lahirnya Maluku.

“Ada harapan besar yang ditaruh masyarakat Sehingga pembangunan dapat dirasakan secara adil. Sebenarnya, bukan masyarakat yang terisolasi namun pemerintah yang mengisolasi masyarakat karena kesenjangan yang terlalu nampak,” ungkap mantan Ketua BEM IAIN itu.

“Sebab itu Maluku sebagai tempat putus pusah bisa memberikan kenyamanan bagi rakyatnya dari ujung Seram sampai Maluku Barat Daya ” demikian Kolatlena. (MR -01)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed