AMBON,MRNews.com,- Sebanyak 40,27 persen masyarakat Kota Ambon menginginkan agar belajar tatap muka (BTM) langsung mesti segera dilakukan oleh pemerintah kota.
Pasalnya kondisi kota Ambon saat ini sudah berada dalam kondisi resiko penyebaran Covid-19 rendah atau zona kuning. Namun tentu tetap mesti mengedepankan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat.
Keinginan masyarakat itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan PT Media Riset Strategi Bedah Nusantara tentang preferensi publik dimasa Pandemi Covid-19 pada 20-27 Agustus 2021 lalu. Dengan 500 sampel responden.
Direktur PT Media Riset Strategi Bedah Nusantara Steve Palyama katakan, meski 40,27 persen masyarakat memilih BTM mesti berjalan, namun pilihan itu masih dibawah warga yang ternyata tetap inginkan belajar daring/online terus berlangsung, dengan persentase 59,73 persen.
Diakuinya, salah satu alasan warga memilih tetap online karena ada kekhawatiran, ketika BTM berjalan maka bisa timbulkan klaster baru penyebaran Covid-19. Karena interaksi, sentuhan antar siswa satu dengan lainnya yang cukup lama tidak jumpa pasti tidak bisa dielakkan dan sulit diawasi.
“Bahkan persepsi publik pun menganggap faktanya bahwa banyak orang yang divaksin pun masih berpotensi tertular, sehingga masih ada ketakutan. Selain juga Prokes di sekolah bisa dipastikan berjalan maksimal,” terangnya dalam press confrence di Ambon, Sabtu (4/9).
Dikatakannya, pilihan BTM juga salah satu faktornya karena orang tua sudah jenuh mengahandle proses belajar mengajar anak di rumah, antara dihadapkan dengan tugas rutin di kantor dan membagi waktu awasi belajar anak.
Seiring dengan itu, belajar online dianggap menurunkan tingkat pendidikan atau nalar anak. Anak tidak cerdas. Sebab diselingi bermain game dan sebagainya, yang menggangu serapan materi ajar dari guru.
“Tapi juga karena dihadapkan dengan situasi tingginya biaya pulsa internet setiap harinya atau Minggu, Hp android, laptop. Maupun persepsi orang tua yang menilai bahwa pembentukan psikologi anak akan terbentuk baik dan maksimal melalui sekolah formal,” urainya.
Hasil survei ini, sambungnya, dilakukan dengan wawancara tatap muka dan metode multistage random sampling dengan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of eror 5 persen. (MR-02)
Comment