AMBON,MRNews.com,- Setelah melalui proses kerja panjang selama 15 tahun, akhirnya Janji Baru atau Alkitab Bahasa Melayu Ambon (ABMA) dilaunching, Minggu (4/9).
Hal ini pun dinilai menjadi “kado manis” bagi Gereja Protestan Maluku (GPM) yang memasuki usia 87 tahun pada 6 September dan Kota Ambon yang berusia 447 tahun sehari kemudian.
Menurut Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena, dilaunchingnya Janji Baru “ABMA” H-2 jelang HUT GPM dan H-3 menuju HUT Kota terjadi bukan karena suatu kebetulan tapi karena kehendak Tuhan.
“Ini menjadi kado yang paling bagus dan manis bagi GPM dan Kota Ambon. Saya dan pemerintah serta warga kota bersyukur atas momen ini. Saya yakin dan percaya semua yang terjadi bukan suatu kebetulan tapi kehendak Tuhan,” terangnya.
Penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Melayu Ambon sebutnya, bukan saja membantu umat Kristiani di Maluku untuk lebih memahami Firman Tuhan, tetapi juga sebagai sarana untuk pelestarian kebudayaan daerah dalam kebaktian Jemaat.
“Ini juga bentuk dari perintah Tuhan agar berita pertobatan dan pengampunan dosa disebarkan kepada segala bangsa. Sebab
bukan saja untuk kita bisa membacanya, tapi katong merasa ada dalam peristiwa itu, mengerti dan melakukannya,” jelas Wattimena.
“Janji baru Alkitab Bahasa Melayu Ambon ini pun diharapkan bisa membuat katong warga GPM di Ambon menjadi lebih mencintai Alkitab dan bahasa lokal kita,” tegasnya.
Sementara, Ketua MPH Sinode GPM Pendeta Elifas Maspaitella menyebut, adalah anugerah Tuhan yang terindah di kurun waktu 15 tahun atau sejak 2007, kerjasama terbangun dengan tim penerjemah Melayu Ambon dan Alkitab Bahasa Melayu Ambon bisa dilaunching.
“Kalau Tuhan yang pimpin, katong bisa biking samua walau panjang dan banyak tantangan. Janji baru ini par samua orang Ambon dari GPM yang mo maso HUT kota. Janji Baru tanda katong harus bale par katong pung bahasa asli,” urainya.
Kedepan kata Maspaitella, tidak menutup kemungkinan Alkitab dalam bahasa lain di Maluku pun akan ada dan menjangkau umat GPM dan Kristen pada umumnya, supaya juga umat bisa pahami bahasa yang ada di tanah Maluku.
“Kami tentu berharap, Janji Baru Alkitab Bahasa Melayu Ambon ini tidak saja didapat dan setelah itu taruh diatas meja, tapi harus baca, mengerti dan lakukan apa yang Tuhan pung mau. Semua lebih mudah karena pakai bahasa lokal kita,” harapnya.
Tim penerjemah asal USA, Stephanie mengaku, banyak tantangan dihadapi saat menerjemahkan Janji Baru “ABMA” ini baik dana, kondisi alam hingga bahasa Ambon yang kurang ada kata benda abstrak, sehingga tim mesti bermain dengan kata-kata yang pas sampai ketemu.
“Ada 100 orang lebih yang terlibat, 4 tim penerjemah lokal, fasilitator. Prosesnya panjang hingga bisa cetak dan dilaunching. Kami harap, 25 ribu eksemplar Janji Baru ini dapat dibagi ke umat GPM, dibaca dan bisa merubah hidup mereka, tahu Tuhan punya mau par dong punya hidup,” pungkasnya. (MR-02)
Comment